Rabu, 28 Juli 2010

"MASYUMI DAN PKI : SEBUAH SEJARAH PERTENTANGAN IDEOLOGIS"

Meskipun gerakan PKI dalam merebut kekuasaan justru di tengah-tengah mandulnya kekuatan politik Islam, bukan berarti gerakan politik Islam hadir tanpa andil dalam upaya menghadang gerak langkah komunis. Apa yang diperlihatkan Masyumi dapatlah dihadirkan sebagai bukti. Kemampuan Masyumi mengantisipasi arah gerakan PKI yang didasari oleh kepekatan ideologis, Masyumi telah tampil terlebih dahulu dan menyatakan “perang” dengan komunis, suatu sikap yang tidak diperlihatkan sebelumnya oleh kekuatan politik lainnya termasuk angkatan bersenjata. Sikap politik Masyumi dalam menentang komunisme ini akan mudah difahami karena adanya perbedaan yang cukup mendasar, yaitu :

1. Sikap terhadap hak milik, Islam menghargai hak milik pribadi..sedangkan faham komunis me”relatifkan” hak milik pribadi

2. Adanya pertentangan dalam lapisan filsafat ideologis, dalam masalah ini terdapat pertentangan yang sangat mutlak antara Islam dan komunisme. Islam menggunakan dasar filsafat dan pandangan hidup yang bertolak dari wahyu Illahi yang diturunkan Nabi Muhammad SAW, sedangkan komunisme bertolak dari pandangan “kesejarahan”yang bersifat deterministik.
Eskatologi Islam adalah terwujudnya masyarakat yang diridhoi oleh ALLAH, sebaliknya eskatologi dari Komunisme, yaitu terwujudnya suatu masyarakat yang “tanpa kelas” dengan dasar materialisme.

3. Pada tataran tingkah laku politik (political behaviour), adalah bahwa dalam berpolitik Islam sangatlah tergantung pada ketentuan-ketentuan moral. Perilku politik dalam Islam hanyalah merupakan alat untuk memajukan strategi sosial Islam yang berdasarkan wahyu Illahi, sedangkan untuk komunis..politik bukanlah sekedar alat tetapi bagian dari keseluruhan ideologi sehingga tidak ada ikatan moral dalam berperilaku politik dalam partai komunis (Dr. Taufiq Abdullah, Islam dan Komunisme bertentangan secara filsafat ideologis, Suara Masjid no 114). Dimana dalam posisinya yang bebas nilai serta tidak terikat dengan ketentuan moral, komunis dalam berperi lakunya berpolitik menganut madzhab Machiavelli, menghalalkan segala cara

Dari sinilah timbul pertentangan yang sudah tidak dapat disatukan lagi antara Masyumi dengan Partai Komunis.

Bila disimak perjalanan Masyumi dari awal berdirinya 07 November 1945. ternyata Masyumi dan tokoh-tokohnya dapat bekerjasama dengan siapapun dan golongan manapun juga kecuali Partai Komunis. Masyumi dapat bekerjasama dengan PNI, PSI, golongan Kristen dan juga golongan angkatan bersenjata.

Untuk itulah pada saat Presiden Soekarno berusaha menginginkan kabinet berkaki empat dengan mengikut sertakan PKI, yang disebut “kabinet gotong royong” serta dibentuknya Dewan Nasional yang diketuai oleh Presiden sendiri waktu itu, segera saja, Moh. Natsir dan partainya menolak konsepsi Presiden Soelarno tersebut (Dr. Deliar Noor, Partai-Partai Islam di Pentas Politik Nasional, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta).
Alasan Masyumi menolak karena memang Masyumi berdasarkan pemahaman terhadap Islam secara total (integral) sehingga berkesimpulan Islam yag mengakui adanya Tuhan tidaklah mungkin disatukan dengan faham yang tidak mengakui keberadaan TUHAN (atheis). Selain daripada itu, dengan melihat taktik-taktik yang dijalankan oleh PKI, Masyumi lebih cenderung memandang PKI tidak ubahnya seperti musang berbulu ayam, yang sewaktu-waktu akan siap menerkam.

Secara sepintas tindakan Masyumi dalam membendung komunisme yang lebih banyak dengan melalui tulisan-tulisan dan pidato terkesan sebagai gerakan moral. Kesan yang demikian ini tidak akan pernah ada, jika faham akan kepribadian para tokoh Masyumi yang terkenal dengan sifat politiknya demokratik, parlementer, konstitusional, ditambah lagi posisi Masyumi yang kurang memungkinkan untuk mengambil kebijaksanaan yang tegas terhadap PKI, karena di luar struktur. Akan tetapi pada saat posisi Masyumi berada dalam struktur, kesempatan ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja untuk mensikapi komunisme.

Sebagai bukti , kiranya bisa dihadirkan tindakan Dr. Soekiman pada saat menjadi Perdana Menteri dalam Kabinet Soekiman-Soewirjo (1951-1952), pada saat itu beliau mengambil tindakan tegas terhadap anggota PKI yang jelas-jelas terbukti melakukan makar dan melakukan penindasan serta pembantaian terhadap kaum agamis dan nasionalis (Dr. H.M. Amien Rais, dalam Kata Pengantarnya, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriotik, Drs. Amir Hamzah Wiryosukarto,YP2LPM).

Sikap Dr. Soekiman ini diambil berdasarkan : pertama, ajaran agamanya, yaitu Islam yang tidak mentolerir tumbuhnya suatu kekuatan komunis, kedua, sebagai seorang muslim patriotik, Soekiman sangat merasa berkepentingan untuk berjuang menyelamatkan Negara dan bangsanya dari ancaman PKI yang terang bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan. Apa yang diperbuat Dr. Soekiman ini kiranya tidaklah berlebihan jika Dr. Amin Rais menyebut Dr. Soekiman adalah seorang tokoh eksponen utama anti komunis (Dr. H.M. Amien Rais, dalam Kata Pengantarnya, Wawasan Politik Seorang Muslim Patriotik, Drs. Amir Hamzah Wiryosukarto,YP2LPM).

"KEHANCURAN TEORI SEJARAH MARXIS"

Karl Mark, bapak pendiri Komunisme, sangat terpengaruh oleh gagasan Darwin, dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah.

Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah, dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.

Berdasarkan pandangan ini, ekonomi menjadi penentu segala sesuatu yang lain. Sejarah melewati beberapa tahapan evolusi: Masyarakat primitif, masyarakat budak, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis, dan masyarakat Komunis sebagai tahapan yang terakhir.

Namun, sejarah telah membuktikan sendiri bahwa periode evolusi yang dikemukakan Marx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat manapun yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx.

Sebaliknya, berbagai sistem yang diyakini Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula. Di saat satu wilayah dari suatu negara sedang mengalami sistem yang menyerupai masyarakat feodal, sistem kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam negara yang sama. Jadi, pernyataan bahwa tahapan dari satu sistem ke sistem berikutnya mengikuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.

Sebaliknya, tak satupun ramalan Marx tentang masa depan menjadi kenyataan. Akhirnya disadari bahwa teori-teori Marx tidak dapat diterapkan dalam waktu 10 tahun setelah kematiannya.
Marx menyatakan bahwa secara bergantian, negara-negara maju kapitalis akan mengalami revolusi Komunis. Namun, periode ini tidak pernah terjadi.

Lenin, salah seorang pengikut setia Marx, mencoba menjelaskan mengapa revolusi ini belum juga terjadi, dan kemudian membuat ramalan lain bahwa revolusi Komunis akan dialami oleh negara-negara Dunia Ketiga. Namun, sejarah membuktikan ketidakbenaran seluruh pernyataan Lenin. Di masa kini, jumlah negara-negara yang berada di bawah kekuasaan Komunisme dapat dihitung dengan jari tangan sebelah.

Selain itu, Marxisme menggunakan kekerasan di setiap wilayah di mana mereka meraih kekuasaan, dan ia berkuasa bukan melalui gerakan yang didukung masyarakat luas, seperti yang diakuinya, melainkan dengan kekuatan diktator.

Singkatnya, sejarah yang baru saja berlalu benar-benar membuktikan kekeliruan periode evolusi sejarah sebagaimana perkiraan filsafat Marxis. Teori seperti "dialektika sejarah" dan "evolusi sejarah" dalam berjilid-jilid buku yang ditulis oleh para ideolog materialis seperti Marx dan Engels, hanyalah hasil khayalan mereka.

"SEDIKIT CATATAN TENTANG KOMUNISME"

Karl Marx berangan-angan menciptakan dunia baru yang lebih adil, dunia yang setara dan sama rata, yang hanya dapat dicapai dengan penghapusan kelas dan menjadikan dunia yang tanpa kelas. Ideologi ini lebih kita kenal dengan nama Marxisme, ayah kandung dari komunisme.

Ide ( yang revolusioner ) ini segera mendapat sambutan luas di kalangan kelas pekerja, dengan semangat besar mereka mulai mengorganisasi diri, mengadakan aksi, rapat-rapat umum, demonstrasi dan pemogokan buruh.
Tujuan mereka adalah meniadakan perbedaan kelas dan mewujudkan tatanan dunia baru yang lebih bermartabat.

Pada perkembangannya Marxisme berbaur dengan paham-paham lain (yang terkadang bertolak belakang dengan pandangan marxisme sendiri ) hingga terciptalah paham komunisme yang dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa bahkan dunia dengan Uni Soviet sebagai pusatnya.

Banyak orang (karena kepolosan dan kebencian mereka terhadap kapitalisme) yang silau dan terpana dengan slogan-slogan dan propaganda partai. Namun demikian, cita-cita yang diagungkan itu tidak pernah terwujud, persamaan yang didambakan tetap menjadi mimpi yang semu.

Komunisme sendiri pada akhirnya berkembang menjadi sebuah partai kediktatoran, yang menistakan manusia dan kemanusiaannya. Segala kebijakan yang berlaku adalah kebijakan partai, hanya ada satu pendapat yang benar yaitu pendapat partai, segala kepentingan adalah kepentingan partai. Seluruh kritikan terhadap keputusan yang telah diambil dianggap penyelewengan terhadap partai, dan memikirkan diri sendiri dianggap bermental borjuis, tidak setuju dianggap mata-mata pendukung trotsky, jika sudah demikian maka bersiaplah dicap sebagai kontra revolusioner, sebuah kata yang berarti, pengucilan, pemfitnahan, sabotase dan penyingkiran dari dunia. Bahkan untuk menegaskan hal tersebut, slogan partai komunis di Jerman waktu itu adalah: “ Garis depan bukanlah tempat untuk berdiskusi.” Dan slogan lain mengatakan: “ Dimanapun seorang komunis berada, dia selalu di garis depan.”

Kegagalan komunis yang lain adalah mencintai orang miskin. Stephen Spender mengutip : “ Partai mengajarkan kebencian kepada kaum borjuis tapi tidak pernah menganjurkan kasih sayang pada kaum miskin.”

Para pekerja tetap hidup daLam kondisi yang menyedihkan. Lenyapnya kapitalis tidak menghadiahkan kesejahteraan untuk mereka. memang mereka sudah tidak lagi dieksploitasi oleh pemilik modal, namun mereka tetap dieksploitasi, dan eksploitasi itu sedemikian licik, rumit, dan berbelit-belit hingga mereka tidak tahu lagi siapa yang harus dipersalahkan.

Kalimat Marx yang sangat dikenal adalah yang mengatakan bahwa “Agama adalah candu bagi rakyat.” Namun dalam perkembangannya Marxisme justru menjadi lebih dari sekedar candu bagi peradaban manusia. Ratusan juta orang diseluruh dunia menjadi korban dalam usaha menegakkan komunisme ini, apa yang disebut oleh kaum Bolshevik, sebagai "Novus Ordum Seclorum", atau "tatanan dunia baru"....itulah tujuan mereka..menyatukan seluruh umat manusia tanpa adanya batasan kelas, agama, kesukuan dan kerajaan..dan penyatuan itu dilakukan dengan pelenyapan batasan tersebut.

WAJAH GERAKAN KOMUNISME DI INDONESIA

Pada tahun-tahun yg lalu, peringatan tentang adanya bahaya laten komunis ini sering ditanggapi dingin, bahkan sinis oleh banyak pihak. Hal ini akibat mudahnya Pemerintah Orde Baru memberikan "CAP KOMUNIS" atau "PKI" terhadap tokoh atau kelompok radikal - apalagi yg dianggap menentang pemerintah - maka setiap peringatan atau perbincangan tentang adanya bahaya laten komunis selalu ditanggapi dengan sikap "sinis" bahkan dipandang "mengada-ada", juga dianggap sebagai dalih saja utk mengalihkan perhatian masyarakat dari suatu masalah yang sedang menjadi sorotan publik / masyarakat atau mencari 'kambing hitam' (tajuk, Suara Pembaharuan, Edisi 7 Agustus 1996).

Padahal ikhwal bahaya latent komunis tidaklah main-main karena SEBAGAI IDEOLOGI. KOMUNISME TIDAK AKAN PERNAH MATIi. Paling-paling, kata Prof. Geoffrey B. Bainsworth, "HANYA TIDUR ATAU SEKARAT TAPI TIDAK AKAN MATI !".

Apalagi komunisme, disamping suatu ideologi yg tidak akan pernah mati - juga merupakan gerakan internasional yg menggunakan "dua wajah" yakni legal dan illegal, gerakan bawah tanah.

Last but not least, di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) - yang pada pemilu I tahun 1955 berhasil tampil sebagai "empat besar" bersama PNI, Masyumi, dan NU adalah partai komunis terbesar di dunia, di luar Uni Sovyet dan RRC, sebagaimana dikatakan oleh Arnold C. Brackmann dalam bukunya Indonesian Communism: A History 1963: Is the largest in the world outside the sino-Sovyet Block ! Jadi, logikanya mungkin kalau PKI tidak ingin comeback, walaupun dengan gaya dan bentuk lain.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa letak kekuatan komunis sehingga akan selalu menjadi latent adalah :

pertama : komunis adalah suatu ideologi, dan karena itu tidak akan pernah mati ;

kedua : komunisme adalah suatu gerakan internasional yang mempunyai jaringan di seluruh dunia ;

ketiga : komunisme adalah gerakan yang berwajah "ganda", yakni legal dan illegal (gerakan bawah tanah), yang populer dengan sebutan "PKI siang dan PKI malam" ;

keempat : dalam mencapai tujuannya, komunis menggunakan cara kekerasan dan "menghalalkan segala cara" (het doe / heigh de middeles) ;

kelima : mahir dalam taktik dan sistem pendidikan kader di dalam dan luar negeri, sehingga mahir pula memanfaatkan orang lain, dan orang lan yang mudah dimanfatkan inilah yang dalam terminologi komunis disebut "orang-orang tolol berguna" (the fellow traveller) orang-orang dengan kategori inilah yang akan selalu selalu dimanfaatkan dan dijadikan perisai sebagai martir dalam gerakan komunis.

Dengan demikian, komunisme adalah ibarat ilalang setiap kali dibabat akan tumbuh lagi - sehingga perlu dibabat sampai ke akar-akarnya.

Tak syak lagi bahwa komunisme masih tetap dan akan terus merupakan bahaya latent sebab menurut para eks tapol PKI sendiri, sekarang ini PKI masih punya banyak kader. Sekalipun secara fisik sudah mati namun secara ideologi tak akan pernah mati, karena "memiliki kaki untuk berjalan kemana-mana"

"PROTOKOLAT ZIONIS"

Protokolat Zionis I :

.....tidak sedikit orang yang bersedia mengorbankan masyarakat untuk kepentingan pribadinya…..yaitu dengan cara menarik dan mengumpulkan masa rakyat unt digunakan melindas kelompok lain yang berkuasa…… tugas ini akan mudah sekali jika pihak oposisi telah diinjeksi dengan ide kemerdekaan atau liberalisme. Dengan ide itu mereka akan berusaha meraih kekuasaan . dan saat itulah kehebatan teori kita terbukti. Maka kekuasaan pemerintah yang lemah itu segera terjebak dan berpindah tangan melalui hukum alam. rakyat yang bodoh dan buta akan saling berlomba dan kalap kedalam pertentangan ke-partai-an . mereka akan mengeluarkan biaya yang besar….karena kebodohan mereka akan menjadi rahasia politik , oleh karena itu yang terjadi adalah kekacauan dalam pemerintahan “.

Protokolat Zionis II :

” Kita bermaksud tampil sebagai pembebas buruh ( RAKYAT KECIL/ KAUM MARJINAL) dan membebaskan mereka dari kedhaliman . Kita akan menasihati mereka supaya meraka mau bergabung dalam tingkat-tingkat pasukan kita yang terdiri dari kaum sosialis , pengacau dan komunis . AKAN SELALU BERADA DALAM KONDISI MEMBANGUN "KOMUNISME"dan memeliharanya, dengan kedok seolah-olah kita membela kaum buruh dengan suka rela, demi ide persaudaraan ( Nasionalisme / Prulalisme ) dan kepentingan umum ( Demokrasi ) atau kemanusiaan ( HAM ! ) . Letak kekuatan kita pada kemiskinan kaum buruh dan penyakit yang berkepanjanganan , yang dengan itu mereka akan terus dibawah perbudakan kita “.

Protokolat Zionis III :

” Kita akan kuasai kelompok itu dengan adanya rasa dengki dan kebencian yang terus menerus , akibat kesempitan dan kemiskinan ( resesi ekonomi ) Rasa ini adalah sarana yang akan bisa mengikis habis setiap gerakan yang akan melawan kita ( memperalat masyarakat sulit ekonomi untuk tindakan anarkis / imsosialisme ).

Protokolat Zionis IV :

“……Itulah sebabnya mengapa kita harus mencabut pemikiran ketuhanan itu dari mereka dan menggantinya dengan menyibukan mereka dalam menghitung-hitung kebutuhan materi “.

Protokolat Zionis V :

” Kita akan mendorong mereka untuk hidup bermewah2 an tanpa batas sebagaimana yang telah kita lakukan sebelum ini …kita akan menaikan harga komoditi barang kebutuhan pokok karena alasan buruknya hasil panen ….kita sebarkan kegemaran mereka bermabuk-mabukkan ...dan obat-obat lainnya ( Narkoba ) . Saat itu pula kita akan pakai semua sarana untuk mengusir semua orang pandai diantar mereka , yaitu orang2 non yahudi dari muka bumi . Kita tak perlu memperhitungkan nasib mereka disaat mereka butuh kepada kita. …propaganda kita didalam bidang ekonomi akan membantu kearah itu “.

Protokolat Zionis VI :

” Kita wajib MENYEBARKAN FITNAH diseluruh pelosok dunia , dengan metode itu , kita akan bisa menguasai mereka dengan jaringan uang ( IMF/ Bank Dunia,), YANG telah kita pasang pada setiap kementrian dalam pemerintahan itu melalui politik kerjasama keuangan dan Industri ( hubungan Dagang ) , Akan tetapi dengan bahasa resmi kita akan berbuat sebaliknya ( berkhianat ) “.

Protokolat Zionis VII :

” Bahwa banyak kekuatan Polisi yang mutlak kita butuhkan untuk menuntaskan garis-garis yang dimuka . Dan hendaklah diseluruh dunia ada kelompok - kelompok yang terdiri dari beberapa kelas MANUSIA DUNGU ditambah kekuatan militer dan polisi yang ikhlas menjalankan tujuan-tujuan kita .

Dr. Majid Khailani :” Orang-orang Yahudi-lah yang mendirikan komunisme dan meletakan dasar2-nya (nb: Karl Marx anggota Freemansonry dgn no. 31). Mereka beranggapan bahwa komunisme adalah sarana yang paling tepat untuk membangkitkan fitnah dan kekacauan , untuk menghancurkan kekuatan rakyat ( persatuan ) dan memecah belah unsur organisasi ( Pemerintahan resmi ) yang ada “ .

Protokolat zionis IX :

” Kita telah dapat menipu generasi yang baru ( generasi muda ) , ……mereka telah dapat kita rusak dgn banyaknya virus yang mengerumuni otak mereka (Westernisasi / Liberalisme) …..yang disebarkan lewat pengajaran tentang doktrin maupun hasil pemikiran kita yang telah kita palsukan sebelumnya….kitapun dengan amat mudah mengganti dengan memberikan sedikit penafsiran untuk merubah segala bentuk peraturan dan hukum yang mereka miliki sebelumnya .

Protokolat Zionis X :

” Kekuasan kita bermula, sejak rakyat yang telah dikoyak-koyak oleh perpecahan (SARA ) dan tersiksa dibawah kebangkrutan para penguasa mereka. Kondisi seperti itulah yang akan bisa kita kendalikan dibawah kekuasaan. Mereka akan meneriakan yel-yel : “ Gulingkan Mereka , dan berilah kami penguasa tunggal yang bersifat internasional, yang akan menyatukan kita dan akan menghapus sebab2 perpecahan ……” Teriakan rakyat seperti itu akan selalu kita dengar , …Permusuhan dan kebencian akan terus berlangsung , disamping banyak kematian akibat kelaparan dan kemiskinan maupun penyakit menular lainnya. Demikian seterusnya sampai akhirnya orang2 ummi ( non yahudi ) tidak mendapatkan jalan keluar dari kondisi buruk kecuali lari berlindung dibawah kekuasaan harta benda kita dan pengaruh kita yang penuh “.

Protokolat Zionis XVII :

“ Kita telah berjuang dengan gigih menghancurkan kehormatan ahli agama dari golongan non yahudi …kita berhasil mengacau misi mereka yang akan menghambat tujuan kita ….Waktu kehancuran agama Masehi ( Kristen ) tidak lama lagi ….tinggal agama lain yang mudah untuk merobohkannya…kita batasi peran para pendeta dan ahli-ahli agama, kita sudutkan kepojok-pojok dan tak dapat lagi berkutik , maka pengaruh mereka tak lagi diperhatikan ….kita angkat seorang penguasa Israel sebagai paus bagi seluruh alam “.

Refrensi tambahan :
http://forum.dudung.net/index.php/topic,10165.0.html
http://swaramuslim.net/ebook/more.php?id=5785_0_11_0_M
http://aneshusen.multiply.com/journal/item/28/MENANGGAPI_DISKUSI_SOAL_PROTOCOL_OF_ZION
http://aneshusen.multiply.com/tag/konspirasi%20purba%3F

"KOMUNISME INTERNASIONAL DAN UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI KOMUNISME DI INDONESIA "(Bagian.3)

KOMUNIS TERUS MELAKUKAN GERPOL DAN PROVOKASI


Di awal era Perang Dingin antara sistem Kapitalis (baca: Amerika Serikat) dan sistem Komunis
(Uni Soviet, RRC dan satelitnya), Menlu AS pernah menyatakan bahwa "The main battlefield against Communism is in the kitchen." Ditengarai bahwa kemiskinan dapat menjadi
lahan subur bagi tumbuhnya Komunisme. Paham Komunisme/Marxisme tidak laku di tengah rakyat yang serba cukup dan pemerintah yang "adil".

Di negara sebebas Amerika Serkat jumlah orang Komunis dilaporkan Badan Investigasi Federal (FBI) s/d 1990-an awal tidak lebih dari 2000 orang. Pada masa itu tercatat jumlah tunawisma ("homeless") mencapai sekitar 37 juta orang.
Di Eropa Barat, setelah Komunis Uni Soviet ambruk, ditengarai bahwa badan Amnesty Internasional disusupi juga oleh sekelompok orang-orang "New Left" yang berorientasi Sosialis komunis (Stalinis). Beberapa tahun yang lalu ditengarai ada seorang anggota DPRD di Yogyakarta, dari fraksi satu parpol
besar, berindikasi "merah".

Maret yang lalu Harian REPUBLIKA mengutip penilaian seorang pemerhati, bahwa aksi penebangan hutan di Kabupaten Gunung Kidul berpola ciri khas aksi sepihak PKI selama periode 1960-an pra Gerakan Dewan Revolusi PKI.
Ketika pada tahun 1992 penulis mengantar kawan ke Panggang, Gunung Kidul, penduduk setempat melaporkan adanya kegiatan kelompok "Islam" aneh di sana. Mereka shalat tanpa berwudlu dan tidak mau berasosiasi dengan muslim setempat. Desa kelompok aneh itu pada dekade 1960-an dikenal sebagai
sebagai basis kuat PKI. Seorang anggota jemaah aneh itu rutin pergi ke Jakarta naik bis malam untuk
mengambil dana dari sponsornya di Jakarta?

Beberapa hari setelah kerusuhan Mei 1998 di Jabotabek, seorang tokoh buruh yang oleh sebuah majalah mingguan terkenal ditengarai berayah tokoh BTI di Sumatera, menyatakan bahwa kerusuhan berdarah itu diotaki oleh kelompok Islam. Tokoh yang asal ngomong alias ngawur ini, yang kalau mengenakan peci berpenampilan mirip pentolan PKI Muso, buru-buru meminta maaf ketika pernyataan ngawurnya itu mengakibatkan kelompok muslim bereaksi sangat keras.

Kelompok ini mengungkapkan "dossier" (data lengkap profil jati diri) tokoh sosialis kiri ini, yang diyakini pernah mencoba "menghilangkan jejak" latar belakang "merahnya", antara lain dengan mengubah (baca: memalsukanjatidirinya (identitas diri)).

AWAL KEBANGKITAN SISA-SISA KOMUNIS

Inilah awal kebangkitan sisa-sisa dan simpatisan serta anak-cucu-keponakan mantan tokoh PKI. Seorang saksi yang kebetulan juga putera mantan Pejuang Perang Kemerdekaan (T.P.), dalam perjalanan ke Jakarta dengan KA malam berdialog dengan beberapa mahasiswa. Kelompok kecil mahasiswa itu turun di stasiun Cirebon, dan menghilang ditelan kegelapan malam. Salah satu dari generasi muda keblinger itu menyatakan, bahwa terpuruknya bangsa ini hanya dapat diselesaikan melalui revolusi, yaitu dengan menghancurkan seluruh sarana dan prasarana ekonomi, agar seluruh komponen masyarakat melarat untuk bersama-sama memulai dari nol lagi. Indikasi ke arah itu, yaitu
kebangkitan PKI gaya baru bukan isapan jempol belaka.

Lengsernya Soeharto, dan otomatis ambruknya rejim Orba, dijadikan momentum bagi upaya tersebut, berbagai modus operandi digelar. Sebuah kelompok mantan pentolan orsospol PKI, GERWANI, dan mantan pentolan LEKRA Pramoedya Anantatoer, di awal era reformasi yang lalu membentuk tim pencari fakta atas korban pemberontakan Dewan Revolusi PKI (tentunya yang dihitung hanya yang berasal dari kelompok mereka sendiri). Silahkan dicermati, tokoh non-muslim dan non-Komunis mana yang telah memberikan
dukungan.

Di era Demokrasi Terpimpin dan NASAKOM tokoh LEKRA itu bersama komplotannya melancarkan teror politik / kebudayaan terhadap lawan lawan politiknya. Banyak tokoh cendikiawan muslim (terutama Masyumi) dipenjarakan rejim Orla yang didominasi PKI.

CGMI, organisasi mahasiswa Komunis, meneror HMI. PKI membujuk Bung Karno agar membubarkan HMI, sebab HMI menentang pemberian gelar kehormatan doktor oleh
Soekarno kepada PM Kruschev.

Akibat agitasi dan provokasi LEKRA, Buya HAMKA dipenjara oleh rejim Orla. Posisi Pramoedya di atas angin selama Orla, dipaparkan budayawan Taufik Ismail dalam MARXISME KEMBALI DIGANDRUNGI kaum muda (majalah HIDAYATULLAH Edisi 06/Th. VIII Oktober 1995).

Sementara itu Kolonel (Purn) Latief, setelah dibebaskan dari L.P. Cipinang, menggelar opsus penyesatan ("red flag operation") tentang Gerakan Dewan Revolusi PKI. Kolonel PKI itu telah sengaja menjungkir-balikkan dan memelintir fakta sejarah hitam PKI. Maling teriak maling, buruk muka cermin
dibelah, adalah ciri khas orang orang Komunis dan munafik.

Disayangkan, kelompok wartawan muda yang buta sejarah kekejian PKI - sebab rata-rata generasi kelahiran paska 1970-an - tidak mau bersusah payah menelusuri kiprah Kolonel PKI itu dalam Pemberontakan Madiun September 1948 yang diotaki FDR/PKI di bawah pimpinan Muso. Pernyataan dan pemutarbalikan fakta (sejarah) hitam PKI oleh Kolonel Latief, ditelan mentah-mentah kelompok wartawan muda sekuler dan berkualitas amatiran. Kolonel Latief berapologia bahwa ia telah dijebak Pamen TNI-AD binaan PKI, Kolonel (Cakrabirawa) Oentoeng. Ia menepis anggapan bahwa dia seorang "diehard Communist". Kolonel (Purn) Latief telah melakukan upaya maling teriak maling!

Beberapa saksi sejarah yang juga mantan TNI Tentara Pelajar BRIGADE 17 mengetahui bahwa dalam Clash I dan Clash II di Yogyakarta, Kolonel Latief waktu itu perwira dalam "Kompi Merah" di Sektor Barat Yogya. Kompi itu bagian dari Batalyon "merah" pendukung Front Demokrasi Rakyat (FDR/PKI) dalam Pemberontakan Madiun 1948.

Kesibukan kalangan TNI waktu itu menghadapi musuh utama, Belanda, menyebabkan TNI tidak sempat melakukan "bersih lingkungan" terhadap unsur militer pro FDR/PKI di Madiun. Termasuk perwira Latief yang karier militernya melejit (disusupkan PKI), sampai ke kesatuan elit Cakrabirawa pengawal Presiden Republik Indonesia.

"KOMUNISME INTERNASIONAL DAN UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI KOMUNISME DI INDONESIA "(Bagian.2)

PENIPUAN BUSUK KAUM KOMUNIS


Dalam upaya menguasai bangsa Afganistan yang muslim, para pentolan militer Uni Soviet telah melakukan penipuan busuk. Moskow kirim ribuan tentara dari wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Russia.

Pasukan muslim itu diyakinkan bahwa mereka akan menghadapi pasukan Amerika Serikat di Afganistan. Di Afganistan mereka sadar telah ditipu para petinggi militer di Moskow. Yang mereka hadapi ternyata Mujahiddin sesama muslim, maka sebagian besar tentara Soviet dari kawasan muslim itu kemudian
melakukan disersi, alias membelot.

Penguasa Komunis di Republik Rakyat Cina sama saja dalam tipu menipu. Pada awal dekade 1990-an kalangan Kongres Amerika Serikat menengarai, dalam rangka menekan biaya produksi komoditas ekspornya (antara lain sepatu), Pemerintah Republik Rakyat Cina memanfaatkan tenaga kerja "gratisan", yaitu para narapidana di penjara Republik Rakyat Cina. Begitu pula terhadap pekerja di dunia pertekstilan.

Gaji mereka amat sangat rendah, sama dengan sikap Amerika Serikat terhadap penggunaan tenaga kerja anak, Undang-Undang Perdagangan AS "Super 301" mengkategorikannya sebagai "unfair trade practice" yang layak digugat.

Namun upaya Konggres AS mencabut status Most Favored Nation Republk Rakyat Cina, selalu berhasil
dipatahkan oleh lobi kuat asosiasi pebisnis (importir/agen produk RRC) di California.

Sementara itu di awal 2000 LSM, pecinta binatang di Barat memprotes keras pembantaian massal atas kucing dan anjing di Republik Rakyat Cina. Pemerintah Republik Rakyat Cina memanfaatkan bulu binatang piaraan itu untuk bahan mainan boneka ekspor.

Selama Revolusi Kebudayaan, warga muslim Cina sekarang 200 juta orang terus ditindas. Kini jumlah jemaah haji Cina oleh Pemerintah Cina Komunis dibatasi tidak lebih dari 300 orang pertahun.

Sejarah hitam komunis di negeri ini (1927, 1948, 1965) sarat dengan kekejaman dan sikap permusuhan komunis terhadap muslim, terutama di era Demokrasi Terpimpin.

Pada akhir dekade 1950-an pemimpin revolusi Kuba Fiel Castro memimpin perlawanan terhadap diktator Batista. Sama seperti para pentolan Stalinis Bolshevic, Fidel Castro juga menebar janji-janji sorgawi pembebasan rakyat Kuba dari penindasan rejim Batista. Tetapi setelah Batista didepak, Castro dan pengikutnya melucuti rakyatKuba. Sistem poleksosbudkam Sosialis Komunis diterapkan. Rejim militer Komunis menjadi penindas rakyat Kuba!

Lain lagi Korea Utara. Seorang pembelot Korea Utara mengungkapkan, di bukunya NORTH KOREA AS I SEE IT (1970an), bahwa seluruh anak kelas Nol Korea Utara telah dicuci otak. Yaitu bahwa ayah mereka adalah Pemimpin Besar Kim Il-sung Presiden pertama Korea Utara.

KOMUNIS MENGHALALKAN SEGALA CARA, TERMASUK ADU DOMBA

Menghalalkan segala cara, termasuk adu domba antar kelompok non-Komunis, telah dan tetap dilakukan kaum Komunis di dunia. Di Tanah Air, kini dilakukan oleh mantan pentolan PKI dan sebagian keturunan dan simpatisan mereka termasuk "Communist Survivors" yang berhasil menyusup ke orsospol dan kelompok agama tertentu.

Fakta menunjukkan bahwa orang orang binaan PKI telah disusupkan di berbagai orsospol di Tanah Air.
TNI pun telah diinfiltrasi.Paman penulis (alm.) Pamen TNI-AD dalam inspeksi ke Daerah th. 1970-an
menemukan, antara lain, salah satu pelatih lempar granat di diklat militer ternyata binaan PKI.

Pada dekade 1980-an seorang Pamen TNI-AD di kota besar di Jawa Barat terbuka kedoknya sebagai binaan PKI. Departemen penting non-milier juga disusupi agent-in-place PKI. Ketika pada awal dekade 80an Mayor Jenderal Sarwo Edhy Wibowo menjabat Inspektur Jenderal DEPLU, mantan Komandan
RPKAD itu (ditulis di salah satu koran terkenal di DKI) berhasil membongkar jaringan eks PKI di DEPLU dan di Perwakilan RI di Luar Negeri.
Balasan ex-PKI "kategori B" dilengser. Tetapi satu dua orang lolos mencapai karir puncak Kepala Perwakilan RI.

Sebuah dokumen rahasia dari kalangan intelijens (1994) menyebutkan, pejabat senior di departemen penting adalah binaan Komunis negara sosial komunis ketika ybs belajar dan bekerja di Eropa Timur. Salah satu bawahannya, PNS eselon IV, bertanggung-jawab atas lalu-lintas telexs rahasia, disebutkan berayah mantan PKI kategori B.
Selama pejabat senior di unit "basah" itu jadi "Pimpro" bernilai Rp. 40-an milyar, ditenggarai sekitar Rp 3 M (1992) telah menguap. Ketegangan hubungan juga terjadi antara dua unit operasional khas, akibat favoritisme dan kroni-isme (sentimen angkatan dan unit khas) yang dikembangkan pejabat eselon dua itu.

Sementara itu pada th 1990-an, aparat Kantor Atase Pertahanan RI di AS sempat disibukkan "geriyla politik" (gerpol) seorang kandidat S-3 di kalangan PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat). Yang bersangkutan menebarkan benih perpecahan di kalangan PERMIAS.
Insinyur jebolan perguruan tinggi teknik kondang itu -- kini PNS senior Departemen penting adalah putera mantan tokoh LEKRA (Lembaga KebudayaanRakyat/PKI) yang dimakamkan di negeri Sosial komunis. Sekjen Departemen itu (1980-an), Pati dari BAKIN, dinilai telah "kecolongan". Jangan lupa, yang bersangkutan pernah jadi agitator di kalangan PERMIAS.

"KOMUNISME INTERNASIONAL DAN UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI KOMUNISME DI INDONESIA "(bagian.1)

GAMBARAN PALSU KOMUNIS


Hedrick Smith, Koresponden The NEW YORK TIMES (dulu) Uni Soviet, dalam buku
THE RUSSIANS mengatakan, antara lain, "Barangkali Marx akan menggeliat di kuburnya
kalau menyaksikan Marxisme dalam praktek."

Betapa tidak, kaum Leninis yang menumbangkan rejim feodal-hedonis Tsar pada 1917,
ternyata tidak memenuhi "janji-janji sorgawi" masyarakat tanpa kelas yang dikecapkannya.

Mayoritas rakyat Russia hidup sengsara lahir-batin. Yang dikota-kota besar, seperti Moskow, hidupnya serba kekurangan pula.

Untuk membeli sepotong roti, odol, sabun, apalagi daging, mereka terpaksa antrean panjang di tengah
dinginnya salju Moskow. Sementara itu kalangan elit Politbiro Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) hidup serba cukup, punya akses pada valas untuk belanja di Duty Free.

Shop di Moskow. Bersama para perwira tinggi dinas rahasia militer GRU dan, KGB selama weekend
mereka berhura-hura; pesta minum alkohol dan "main perempuan" di Dacha (villa elit Politbiro Partai KGB - GRU) di luar Moskow.

Sementara itu puluhan juta wong cilik yang dikecapkan kaum Stalinis sebagai kaum proletar yang dimerdekakan dari ketertindasan rezim Tsar tetap keleleran kekurangan bahan pangan.

Itulah gambaran nyata tentang kepalsuan, kesia-siaan dan kemunafikan sistem
Sosialis komunis.

Masyarakat tanpa kelas sama rasa sama rata tidak pernah terwujud. Sebab memang utopi, menyalahi sunnatullah. Yang ada adalah negara diktator baru sipil-militer Komunis (1917 - 1989).

Kebebasan berserikat, berfikir dan bertindak ? sama sekali tidak ada !. Warga negara sipil bahkan diharamkan memiliki dan mempergunakan mesin ketik !.

Industri dan pertanian diatur ketat Pemerintahan Komunis. Siapapun mencoba mengkritisi Pusat bakal di-Siberia-kan atau yang lebih berat langsung dieksekusi mati dengan berbagai macam dalih dan alasan.

Lenin "juru selamat" kaum proletar di Russia, tidak diketahui pemujanya di luar Russia; ternyata orang yang sama bengisnya dengan Pol Pot. Adalah Lenin yang pada th 1930-an mengotaki pembantaian
sekitar enam juta kaum Kozak di Russia.

Kaum petani dan buruh yang mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, merupakan penghalang bagi masyarakat "sama rasa dan sama rata" di dalam sisten Komunis.

Kelas masayarakat yang mandiri seperti itu tidak bakal dapat dikuasai dan diperbudak oleh para elit Komunis. Maka, seluruh peralatan dan sarana pertanian dan industri skala kecil kaum Kozak disita.

Mereka (kaum Kozak) dibiarkan mati kelaparan !. Dan Jerman yang kemudian dikambing-hitamkan!