Sabtu, 29 September 2012

Siberian Husky

Siberian Husky (bahasa Rusia: Сибирский хаски, Sibirskiy Haski) termasuk dalam jenis anjing ras berukuran medium dan berbulu tebal. Anjing ras ini tidak ganas, bahkan terlalu baik dan manja terhadap manusia. Ras ini sekilas mirip serigala, mungkin juga diperkirakan terjadi karena hasil persilangan alam.


Aslinya ras ini dikembangkan oleh masyarakat Chukchi di daerah Asia timur laut sebagai anjing penarik kereta untuk membawa beban. Tahun 1909, pertama kalinya sejumlah anjing ini dibawa ke Alaska untuk bertanding dalam pertandingan jarak jauh seluruh Alaska. Dan disanalah ketahanan tubuh dan kecepatan lari anjing dari Siberia ini mulai dikenal.

Pada musim dingin di Tahun 1925, ketika demam Diptheria melanda kota Nome, suatu daerah terpencil di Alaska, tim estafet anjing ini membawa serum penyelamat hidup manusia dari daerah Neana yang jaraknya cukup jauh. Usaha keras bersemangatkan kepahlawanan dari para pengendara dan anjingnya ini mendapatkan penghargaan nasional. Salah satu pengendara, Leonhard Seppala, membawa tim Siberian Huskynya, keturunan asli yang diimport dari Siberia, ke Amerika Serikat dalam perjalanan pertunjukan pribadinya. Ketika di Inggris, dia bertanding dalam pertandingan anjing penarik kereta dan sekali lagi membuktikan kekuatan dari Siberian Husky yang mengalahkan anjing-anjing lokal lainnya. Negara Inggris memberikan penghargaan pengakuan terhadap anjing ras ini pada Tahun 1930 dan Klub Siberian Husky didirikan di Amerika Tahun 1938.

Siberian Husky memiliki sifat yang menyenangkan. Dia sangat mesra. Watak yang lembut dan bersahabat ini mungkin terjadi sebagai warisan masa lalu, sejak masyarakat Chukchi memelihara anjing-anjing ini dalam penghargaan yang besar. Mereka merumahkan anjing-anjing ini dalam perlindungan keluarga dan mendorong anak-anak mereka untuk bermain bersamanya. Sekarang ini, sangat mempesona untuk mengamati bagaimana Siberian Husky dan anak-anak saling memiliki satu sama lain. Siberian Husky sangat waspada, gemar menyenangkan dan mudah menyesuaikan diri. Tingkat kecerdasannya telah dibuktikan, tetapi jiwa merdekanya setiap waktu menantang kecerdikan manusia. Kemampuan serba bisanya membuat dia menjadi teman yang serasi bagi manusia pada semua umur pada berbagai kesukaan.

Spoiler for foto 1:


Spoiler for foto 2:


Spoiler for foto 3:


Spoiler for foto 4:


Spoiler for foto 5:


Spoiler for foto 6:


Spoiler for foto 7:


Spoiler for foto 8:


Kalo yang ini udah sedikit gede
remaja mungkin..
Spoiler for lagi bertigaan lidahnya sambil melet2..:


yang ini udah gede...
Spoiler for mirip serigala..:

link : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2334368

Jumat, 28 September 2012

Prusia

Prusia (bahasa Jerman: Preußen, bahasa latin: Borussia, Prussia atau Prutenia; bahasa Polandia Prusy; bahasa russia: Пруссия) adalah kerajaan Jerman dan negara bersejarah berasal dari Duchy of Prussia dan Margraviate of Brandenburg. Selama berabad-abad, House of Hohenzollern menguasai Prussia, dengan sukses meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prussia membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di Berlin setelah 1451. Setelah 1871, Prussia bersatu dengan Jerman, yang menyebabkannya kehilangan identitas khususnya. Hal itu dihapuskan dengan baik pada tahun 1932, dengan resmi pada tahun 1947. Prussia mencapai kepentingan terbesarnya pada abad ke 18 dan 19. Ketika abad 18, ia menjadi kekuatan Eropa terbesar dibawah pemerintahan Frederick the Great (1740 – 1786). Ketika abad 19, kanselir Otto von Bismarck menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” tidak terkecuali Kekaisaran Austria. Setelah 1810 Prussia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, dan adalah inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Selatan yang dibentuk pada tahun 1867, yang menjadi bagian dari Kekaisaran Jerman atau Deutsches Reich pada 1871.

Prussian Royalty
House of Hohenzollern
Wappen Deutsches Reich - Königreich Preussen (Grosses).png

Prusia 1905

Sejarah Awal

Pada abad ke-12 dan selanjutnya, para ksatria-ksatria Jerman dari ordo Deutsche Orden (Latin: Ordo Teutonicus) mulai ekspansi ke Eropa Timur. Mereka pada tahun 1226 menaklukkan Prusia. Lalu pada abad ke-14 mereka memiliki sebuah negara yang mencakup tidak hanya Prusia, tetapi semua negara Baltik termasuk Lithuania, Latvia dan Estonia. Namun pada tahun 1466, mereka harus mengakui kedaulatan raja Polandia dan Lithuania. Lalu pada tahun 1525, ketua ordo ini masuk agama Protestan dan membuat daerahnya menjadi semacam kadipaten (bahasa Inggris: duchy) dalam rangka negara kesatuan kerajaan Polandia. Wilayah kadipaten ini kurang lebih sudah sama dengan wilayah daerah yang pada masa yang akan datang disebut Prusia Timur. Lalu pada tahun 1618, daerah kadipaten ini diwariskan kepada dinasti Hohenzollern, yang berpusat di Berlin. Bagi mereka Prusia sangatlah penting karena daerah ini berada di luar wilayah Kekaisaran Romawi Suci di mana mereka juga anggotanya. Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia. Wilayahnya semakin besar karena senantiasa mencaploki daerah Polandia yang sedang dalam keadaan lemah.


Kerajaan Prusia


Bendera Prusia antara 1701 dan 1918.
Pada tahun 1701 kerajaan Prusia dicanangkan oleh raja Friedrich I dari Prusia. Semenjak saat ini Prusia akan menjadi kerajaan Jerman yang terkuat dan terbesar. Lalu pada tahun 1862 raja Wilhem I dari Jerman mengangkat Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri. Bismarck bercita-cita ingin mempersatukan negara-negara Jerman yang kala itu terpecah belah menjadi sebuah negara kesatuan yang kuat. Maka pada tahun 1870, Kekaisaran Jerman yang dipelopori oleh Kerajaan Prusia dicanangkan. Wilayah kekaisaran ini mencakup seluruh daerah di Eropa di mana bahasa Jerman dipertuturkan kecuali Austria.

 Frederick II (24 Januari 171217 Agustus 1786) dari dinasti Hohenzollern memerintah Kerajaan Prusia antara 1740 sampai 1786. Atas prestasinya, ia dikenal juga dengan nama Friedrich Agung (Friedrich der Große) dan juga mendapat julukan der alte Fritz ("Fritz Tua").



Frederick II dari Prussia

Setelah Perang Dunia I


Prusia antara tahun 1922 dan 1933.
Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918 dengan kekalahan Jerman. Jerman dan pada khususnya kerajaan Prusia banyak kehilangan wilayah. Negara Polandia yang baru didirikan kembali, mendapatkan apa yang disebut koridor Polandia, sebuah jalan menuju laut. Kekaisaran Jerman dibubarkan dan diganti dengan sebuah republik yang disebut Republik Weimar. Namun republik yang baru ini berbentuk sebuah negara federal dan status Prusia sebagai sebuah negara bagian tetap dipertahankan. Lalu pada tahun 1933 dengan terpilihnya Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman, otonomi Prusia sebagai negara bagian dihilangkan meski secara administratif masih ada. Hitler waktu itu ingin mendirikan sebuah negara kesatuan Jerman.


Pada Republik Weimar

Mulai tahun 1922 negara bagian Prusia, terdiri dari 13 Provinsi berikut (yang tertera di antara kurung adalah nama atau status daerah tersebut sekarang):
  1. Berlin (Bundesland Berlin, Jerman)
  2. Provinz Brandenburg (negara bagian Brandenburg, Jerman dan bagian dari Provinsi Lubuskie, Polandia)
  3. Provinz Hannover (bagian dari negara bagian Niedersachsen dan Hamburg, Jerman)
  4. Provinz Hessen-Nassau (bagian dari negara bagian Hessen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  5. Provinz Ostpreußen (Oblast Kaliningrad, Rusia; Provinsi Warminsko-Mazurskie und Teil der Provinsi Pomorskie, Polandia)
  6. Provinz Pommern (bagian dari negara bagian Mecklenburg-Vorpommern, Jerman, Provinsi Zachodniopomorskie, Polandia)
  7. Grenzmark Posen-Westpreußen (bagian dari Provinsi Wielkopolskie, Polandia)
  8. Rheinprovinz (bagian dari negara bagian Nordrhein-Westfalen dan Rheinland-Pfalz, Jerman)
  9. Provinz Sachsen (bagian dari negara bagian Sachsen-Anhalt, Jerman)
  10. Provinz Niederschlesien (Provinsi Dolnoslaskie dan bagian dari Provinsi Lubuskie, Polandia; bagian dari Sachsen, Jerman)
  11. Provinz Oberschlesien (bagian dari Provinsi Slaskie, Provinsi Opolskie, Polandia)
  12. Provinz Schleswig-Holstein (bagian dari negara bagian Schleswig-Holstein dan Hamburg, Jerman)
  13. Provinz Westfalen (bagian dari negara bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman)
 

Setelah Perang Dunia II dan akhir riwayat Prusia

Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945 dengan kekalahan telak Jerman. Jerman diduduki oleh Tentara Sekutu, ketiga pemenang utama Perang Dunia II: Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya. Lalu Perancis ikut pula menduduki Jerman. Wilayah Jerman kemudian dibagi empat dan semua wilayah Jerman di sebelah timur sungai Oder dan sungai Neisse diberikan kepada Polandia dan Rusia. Jerman kehilangan Pomerania, Silesia, Prusia Timur dan Brandenburg Timur. Kala itu lebih dari 10 juta warga Jerman diusir dari wilayah-wilayah tersebut.
Tentara Sekutu kemudian menghapuskan status Prusia sebagai sebuah negara bagian dan wilayahnya dipecah-pecah. Prusia Timur dari mana nama Prusia mendapatkan namanya, dibagi antara Rusia (sebagai negara bagian Uni Soviet) dan Polandia.
Meski sudah dihapuskan, banyak yang menilai bahwa negara Jerman Timur merupakan sebuah kontinuasi dari Prusia.
Setelah persatuan kembali Jerman pada tahun 1990 ada yang mengusulkan untuk membentuk kembali negara Prusia namun banyak yang menentang sehingga akhirnya tidak jadi.
Sedangkan setelah leburnya Uni Soviet pada tahun 1991, Kaliningrad, daerah Prusia Timur bagian utara, yang setalah tahun 1945 dikosongkan dari warga Jerman, mulai dimukimi warga Jerman lagi, terutama mereka yang berasal dari Kazakhstan. Sekarang di Prusia Timur ada sekitar 10.000 warga etnis Jerman.

sumber : combination wikipedia

Kamis, 27 September 2012

Tanggapan Atas Artikel Tentang Adolf Hitler dan Islam

Mungkin sudah banyak para pembaca blog ini yang sudah mengetahui artikel yang sudah cukup lama beredar di kalangan forum, milis dan e-mail, yang isinya menceritakan tentang penelitian sarjana (Arab?) tentang hubungan antara Hitler dan Islam. Di dalam artikelnya, diceritakan bahwa sesungguhnyalah simpati Sang Führer terhadap ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW adalah begitu besarnya. Bolehlah disini saya sadur ucapan awak biar nak jelas masalahnya (kok jadi kayak orang Melayu gini?):

Sunday, 11 July 2010 at 18:25 Apa yang bakal anda baca ini ialah sebuah email yang saya terima dari seorang kawan dari Arab Saudi...saya terjemahkan ke dalam Bahasa Melayu dan saya kongsi bersama anda semua...
__________________________________________________

Penghormatanku kepada lelaki agung, Adolf Hitler, semoga ada sepertinya di zaman ini...

Aku berbual dengan seorang ahli keluarga yang sedang menamatkan tesis PhD beliau dan aku amat terperanjat apabila beliau nyatakan tesis beliau berkaitan Adolf Hitler, pemimpin Nazi. Maka aku katakan "Takkan dah habis semua tokoh Islam di dunia ini sampai kamu memilih si bodoh ini dijadikan tajuk?"

Beliau ketawa lalu bertanya apa yang aku ketahui tentang Hitler.

Aku lalu menjawab bahawa Hitler seorang pembunuh yang membunuh secara berleluasa dan meletakkan German mengatasi segala-galanya...lalu dia bertanya dari mana sumber aku. Aku menjawab sumberku dari TV pastinya.

Lalu dia berkata : " Baiklah, pihak British telah melakukan lebih dahsyat dari itu...pihak Jepun semasa zaman Emperor mereka juga sama...tapi kenapa dunia hanya menghukum Hitler dan meletakkan kesalahan malahan memburukkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih wujud hari ini sedangkan mereka melupakan kesalahan pihak British kepada Scotland, pihak Jepun kepada dunia dan pihak Afrika Selatan kepada kaum kulit hitam mereka?"

Aku lantas meminta jawapan dari beliau. Beliau menyambung : "Ada dua sebab -

1. Prinsip Hitler berkaitan Yahudi, Zionisme dan penubuhan negara Israel. Hitler telah melancarkan Holocaust untuk menghapuskan Yahudi kerana beranggapan Yahudi akan menjahanamkan dunia pada suatu hari nanti.

2. Prinsip Hitler berkaitan Islam. Hitler telah belajar sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, dan beliau telah menyatakan bahawa ada tiga tamadun yang terkuat, iaitu Parsi, Rome dan Arab. Ketiga-tiga tamadun ini telah menguasai dunia satu ketika dulu dan Parsi serta Rome telah mengembangkan tamadun mereka hingga hari ini, manakala Arab pula lebih kepada persengketaan sesama mereka sahaja. Beliau melihat ini sebagai satu masalah kerana Arab akan merosakkan Tamadun Islam yang beliau telah lihat begitu hebat satu ketika dulu.

Atas rasa kagum beliau pada Tamadun Islam, beliau telah mencetak risalah berkaitan Islam dan diedarkan kepada tentera Nazi semasa perang, walaupun kepada tentera yang bukan Islam.

Beliau juga telah meberi peluang kepada tentera German yang beragama Islam untuk menunaikan solat ketika masuk waktu di mana jua...bahkan tentera German pernah bersolat di dataran Berlin dan Hitler ketika itu mennggu sehingga mereka tamat solat jemaah untuk menyampaikan ucapan beliau...

Hitler juga sering bertemu dengan para Ulamak dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama dan kisah para sahabat dalam mentadbir...

Beliau juga meminta para Sheikh untuk mendampingi tentera beliau bagi mendoakan mereka yang bukan Islam dan memberi semangat kepada yang beragama Islam untuk membunuh Yahudi...

Semua maklumat ini ialah hasil kajian sejarah yang dilakukan oleh saudara aku untuk tesis PhD beliau dan beliau meminta aku tidak menokok tambah apa-apa supaya tidak menyusahkan beliau untuk membentangkannya nanti. Beliau tidak mahu aku campurkan bahan dari internet kerana aku bukan pakar bidang sejarah. Tetapi gambar-gambar yang ada di sini sudah lama tersebar dan semua orang boleh melihatnya di internet.

Aku juga sedaya upaya mencari maklumat tambahan di internet dan berjumpa beberapa perkara :

1: Pengaruh Al-Quran di dalam ucapan Hitler.
Ketika tentera Nazi tiba di Moscow, Hitler berhajat menyampaikan ucapan. Dia memerintahkan penasihat-penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang hebat tak kira dari kitab agama, kata-kata ahli falsafah ataupun dari bait syair. Seorang sasterawan Iraq yang bermastautin di German mencadangkan ayat Al-Quran :

(اقتربت الساعة وانشق القمر) bermaksud : Telah hampir Hari Kiamat dan bulan akan terbelah...

Hitler berasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam pembukaan dan isi kandungan ucapan beliau. Memang para ahli tafsir menghuraikan bahawa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam.

Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam buku beliau Mein Kampf yang ditulis di dalam penjara bahawa banyak aspek tindakan beliau berdasarkan ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan tindakan beliau ke atas Yahudi...

2. Hitler bersumpah dengan nama Allah yang Maha Besar

Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar ketua tenteranya yang akan tamat belajar di akademi tentera German.

" Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini ialah sumpah suci ku,bahawa aku akan mentaati semua perintah ketua tentera German dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahawa aku akan sentiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku pada bila-bila waktu demi pemimpin ku"

3. Hitler telah enggan meminum beer (arak) pada ketika beliau gementar semasa keadaan German yang agak goyah dan bermasalah. Ketika itu para doktor mencadangkan beliau minum beer sebagai ubat dan beliau enggan, sambil mangatakan " Bagaimana anda ingin suruh seseorang itu minum arak untuk tujuan perubatan sedangkan beliau tidak pernah seumur hidupnya menyentuh arak?"

Ya, Hitler tidak pernah menjamah arak sepanjang hayat beliau...minuman kebiasaan beliau ialah teh menggunakan uncang khas...

Bukanlah tujuan penulisan ini untuk membela apa yang dilakukan oleh Hitler, tetapi ianya bertujuan untuk menyingkap apa yang disembunyikan oleh pihak Barat. Semoga kita semua beroleh manfaat.

#Kalau benarlah..ianya sangat menakjubkan..Bagaimanapun bahan ini bukanlah hasil tulisan dari saya,sebaliknya sesuatu yg saya terjumpa diFB dari seseorang yg saya sendiri tidak kenali..so apa pendapat anda??

* * *

Sudah selesai bacanya?

OK, kalau begitu izinkanlah saya yang seksi mandraguna ini memberikan sedikit tanggapan atas artikel di atas...

Saya adalah seorang Muslim yang juga penggemar sejarah perang terutama Perang Dunia II dan Third Reich (blog ini adalah sebagai buktinya). Sudah tentu saya akan menjadi orang pertama yang paling berbahagia di dunia setelah membaca artikel di atas, tapi hanya dengan satu syarat: dapat dipertanggungjawabkan sumbernya dan juga isinya tidak berlebihan! (dua dong bukan satu syaratnya?)

Kenapa saya bilang begitu? Mari kita teliti beberapa point penting yang saya dapati:

"Hitler telah melancarkan Holocaust untuk menghapuskan Yahudi kerana beranggapan Yahudi akan menjahanamkan dunia pada suatu hari nanti."

Kalau anda sudah 'khatam' membaca blog ini dari awal sampai akhir, tentunya sudah tahu bahwa saya adalah salah seorang dari pihak yang sangat meragukan adanya Holocaust, bahkan tidak mempercayainya! Alasannya apa? Hmmm... terlalu panjang lebar kalau diuraikan disini dan saya juga males membahasnya untuk kesekian kali, tapi kalau masih penasaran juga bisa dilihat DISINI, DISINI dan DISINI.


"Prinsip Hitler berkaitan Islam. Hitler telah belajar sejarah kerajaan terdahulu dan umat yang lampau, dan beliau telah menyatakan bahawa ada tiga tamadun yang terkuat, iaitu Parsi, Rome dan Arab. Ketiga-tiga tamadun ini telah menguasai dunia satu ketika dulu dan Parsi serta Rome telah mengembangkan tamadun mereka hingga hari ini, manakala Arab pula lebih kepada persengketaan sesama mereka sahaja. Beliau melihat ini sebagai satu masalah kerana Arab akan merosakkan Tamadun Islam yang beliau telah lihat begitu hebat satu ketika dulu."

Saya tahu bahwa Hitler memang merupakan maniak sejarah yang seringkali membuat terperangah para jenderalnya sendiri kala dengan fasihnya dia berkisah tentang kepahlawanan Friedrich the Great ataupun para ksatria Goth, tapi jujur saja saya belum pernah mendengar satu pun komentar Hitler tentang kekuatan Islam pada masa dahulu. Ini bukan berarti bahwa Hitler tidak mengetahuinya! Bukan begitu, hanya saja saya sendiri tidak mengetahui adanya ucapan Hitler tentang masalah tersebut, that's all. Mungkin ucapan "terbesar" Hitler yang merupakan sanjungannya kepada Islam adalah ini: "Agama yang dibawa Muhammad akan lebih cocok buat kita daripada Kristen. Kenapa harus memilih Kristen yang lembek dan gampang ditarik ulur?" (tidak percaya ini betul-betul ucapan Hitler? baca sumbernya: Richard Carrier. "Was Catholic Hitler "Anti-Christian"? On the Trail of Bogus Quotes." Freethought Today 19 (November 2002).


"Atas rasa kagum beliau pada Tamadun Islam, beliau telah mencetak risalah berkaitan Islam dan diedarkan kepada tentera Nazi semasa perang, walaupun kepada tentera yang bukan Islam."

Saya yakin, dasar dari pernyataan tersebut adalah gambar INI, dan orang yang mengetahui sedikit sejarah Nazi pasti tahu bahwa foto ini adalah foto ketika para prajurit Divisi Gunung SS ke-13 "Handschar" (yang anggotanya kebanyakan merupakan Muslim Bosnia) sedang membaca sebuah buku tentang Islam dan Yudaisme. Saya nggak tahu berdasarkan sumber apa sehingga pengarang Arab Saudi/Malaysia tersebut memberi tambahan... "walaupun kepada tentera yang bukan Islam", karena jelas-jelas risalah semacam itu dan yang sejenisnya hanya dibagikan kepada para prajurit sukarelawan SS yang beragama Muslim saja!


"Beliau juga telah meberi peluang kepada tentera German yang beragama Islam untuk menunaikan solat ketika masuk waktu di mana jua...bahkan tentera German pernah bersolat di dataran Berlin dan Hitler ketika itu mennggu sehingga mereka tamat solat jemaah untuk menyampaikan ucapan beliau..."

Keberlebih-lebihan yang lain! Bukan masalah soal shalatnya (karena memang prajurit sukarelawan Muslim Jerman dibebaskan untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya seperti tampak di foto INI dan INI), tapi embel-embel di belakangnya itu lho yang menyebutkan bahwa Hitler pernah menunggui tentara Jerman yang sedang shalat berjamaah di Berlin sampai selesainya! Hmmmm... ucapan tidak berdasar lainnya dari saudara kita orang Melayu.


"Hitler juga sering bertemu dengan para Ulamak dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama dan kisah para sahabat dalam mentadbir..."

Kembali, kesimpulan serampangan yang dibuat hanya setelah melihat satu-dua foto, utamanya foto INI. Yang berpakaian ulama tersebut memang ulama beneran, yaitu Amin al-Husayni (Husseini), Mufti Yerusalem yang menjadi penasihat keagamaan bagi pasukan Muslim Nazi Jerman. Salut banget sama si pengarang Malaysia yang dengan yakin menyebut bahwa Hitler sering meminta pendapat dan juga belajar agama serta kisah para shahabat tanpa menyebutkan satu pun sumber pendapatnya!


"Telah hampir Hari Kiamat dan bulan akan terbelah... Hitler berasa kagum dengan ayat ini dan menggunakannya sebagai kalam pembukaan dan isi kandungan ucapan beliau. Memang para ahli tafsir menghuraikan bahawa ayat tersebut bermaksud kehebatan, kekuatan dan memberi maksud yang mendalam. Perkara ini dinyatakan oleh Hitler di dalam buku beliau Mein Kampf yang ditulis di dalam penjara bahawa banyak aspek tindakan beliau berdasarkan ayat Al-Quran, khususnya yang berkaitan tindakan beliau ke atas Yahudi..."

Untuk hal ini saya tidak akan berkata apa-apa selain bertanya: adakah buktinya? Saya akan senang sekali apabila yang dikatakan si pengarang Malaysia tersebut adalah benar adanya, dan tentu akan langsung saya muat artikelnya di blog ini!


"Hitler telah memasukkan sumpah dengan nama Allah yang Maha Besar di dalam ikrar ketua tenteranya yang akan tamat belajar di akademi tentera German: 'Aku bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan ini ialah sumpah suci ku,bahawa aku akan mentaati semua perintah ketua tentera German dan pemimpinnya Adolf Hitler, pemimpin bersenjata tertinggi, bahawa aku akan sentiasa bersedia untuk berkorban dengan nyawaku pada bila-bila waktu demi pemimpin ku"

Cukuplah untuk meluruskannya saya kutipkan sumpah yang diucapkan oleh para prajurit Wehrmacht zaman Nazi: ""Ich schwöre bei Gott diesen heiligen Eid, daß ich dem Führer des Deutschen Reiches und Volkes Adolf Hitler, dem Oberbefehlshaber der Wehrmacht, unbedingten Gehorsam leisten und als tapferer Soldat bereit sein will, jederzeit für diesen Eid mein Leben einzusetzen." (Aku bersumpah kepada Tuhan ikrar yang suci ini bahwa aku akan setia tanpa syarat kepada pemimpin bangsa dan negara Jerman, Adolf Hitler, komandan tertinggi Angkatan Bersenjata. Dan juga, sebagai seorang prajurit pemberani, aku akan selalu bersiap sedia setiap saat untuk memberikan nyawaku sendiri demi sumpah ini." Sumpah yang 'standar' bukan?

Itulah sedikit komentar saya atas artikel yang telah beredar luas di forum dan milis tersebut. Tentunya untuk orang yang tidak tahu sejarahnya akan begitu saja meng-iyakan dan mengamininya, tapi tidak bagi saya! Janganlah hanya demi untuk menggiring simpati orang kepada sesuatu yang kita sukai, kita sampai melupakan kaidah penulisan ilmu pengetahuan yang mengedepankan kejujuran dan bukti pendukung. Tapi ini bukan berarti bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara Nazi dengan Islam, karena saya telah menguraikannya beberapa kali DISINI.

Kedekatan Nazi Dengan Islam dan Daftar Para Tokoh Nazi dan Perwira Wehrmacht Muslim/Mualaf

Johannes von Leers

Ludwig Ferdinand Clauss

Ludwig Zind


Wilhelm Hintersatz


Aribert Heim


Oleh : Alif Rafik Khan

Warnung! Ini bukan SARA sodara-sodara, karena saya hanya menampilkan sebuah fakta yang, saya percaya, tak banyak diketahui oleh masyarakat, khususnya pemerhati sejarah dan Third Reich...

Jerman merupakan sekutu dari Turki selama berlangsungnya Perang Dunia Pertama. Setelah berakhirnya perang akbar tersebut, pihak Jerman menderita rasa malu dan kepedihan yang amat dalam atas kekalahan yang telah mereka alami dan penghinaan dari Sekutu si pemenang. Hal ini ternyata berlaku pula bagi orang-orang Arab yang merasa dikhianati oleh janji-janji palsu Inggris dan Prancis akan kemerdekaan mereka. Banyak dari pejuang-pejuang terbaik Arab dan Muslim yang tewas dalam pertempuran demi membela Sekutu, dan kini mereka menuntut hak-hak mereka yang selama ini terabaikan. Situasi yang suram ini dimanfaatkan oleh para strategis Jerman untuk menentukan posisi geopolitis mereka dalam melawan imperialisme-plutokratik dan merapat lebih dekat lagi kepada bangsa-bangsa Timur Tengah yang tertekan. Sebabnya adalah sederhana: mereka mempunyai musuh yang sama: pihak Sekutu Barat (Inggris, Prancis, Amerika dan lain-lain).

Para strategis Jerman ini termasuk pula adalah Karl Haushofer dan Otto Strasser yang sangat menginginkan adanya "kekuatan ketiga" di Eropa yang sama-sama menjadi oposan dari kapitalisme dan komunisme. Minat utama para strategis ini adalah untuk memenangkan kaum "tidak berpunya" (yang selama ini tertekan) melawan kaum "berpunya". Latar belakang ini ternyata kemudian membuat beberapa di antara orang-orang Jerman tersebut yang masuk Islam setelah mendalami lebih jauh akan sumber utama dari kebudayaan Arab yang mereka teliti.

Dengan bangkitnya gerakan Nasional-Sosialis di Jerman, bermunculan pula tokoh-tokoh politik baru di Jerman yang menyuarakan statemen-statemen tentang Islam yang sangat kontras dengan keyakinan umum yang berlaku saat itu di Eropa. Tokoh-tokoh ini termasuk pula adalah Adolf Hitler dan Heinrich Himler! Sepeti apa pandangan-pandangan mereka tentang Islam? Mari kita lihat contoh salah satunya di bawah:

Pada bulan November 1938 sebuah surat kabar bernama Die Welt, dengan merujuk pada artikel yang muncul di Der Arbeitsmann, menulis sebagai berikut: "Inti utama dari artikel tersebut adalah pujian akan konsep Islam tentang takdir, sebagai sebuah contoh komperehensif akan ide-ide tentang nasib yang akan datang. Hal ini sekaligus pula bertentangan dengan konsep-konsep yang diyakini oleh doktrin Kekristenan yang selama ini berlaku." Di pihak lain, dengan merujuk pada mingguan Berlin Fridericus, sebuah majalah Prancis menulis bahwa "jumlah orang-orang yang masuk Islam yang semakin meningkat sampai saat ini tak pernah menimbulkan masalah berarti di Jerman."

Fridericus mengklaim bahwa hal ini disebabkan oleh konsep Islam yang "memproklamasikan prinsip-prinsip vital dari etika yang sudah terbina, sehingga sangat mungkin untuk dikonfirmasikan." Dengan mengharmonisasikan ide-ide keadilan dan pengampunan, Islam telah membuat "banyak orang-orang Nordik yang merasa tertarik dengan ajaran-ajaran pembebasan dan keseteraan yang dikemukakannya."

Der Welt menyimpulkan laporannya: "Orang-orang Austria yang bergabung kembali dengan Reich mendapati bahwa di ibukota yang baru kini berkembang penelitian dan minat yang besar akan agama Muhammad, sehingga kita bisa melihat bertambahnya orang-orang lokal yang memproklamirkan diri sebagai pengikutnya (seperti tercatat di laporan resmi pemerintah). Di pihak lain, propaganda-propaganda terencana yang mendukung ditinggalkannya ajaran-ajaran Gereja Kristen malah semakin berkembang." (dikutip dari buku "Nazisme et Islam" karya Omar Amin Mufti).

Sebelum saya melanjutkan cerita zzzz ini (tewaak!), saya merasa perlu untuk memberikan sedikit pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan Third Reich. Meskipun saya berusaha sebisa mungkin untuk bersikap fair dalam artikel-artikel di blog ini, saya juga tidak memungkiri bahwa ada banyak elemen-elemen dari kekuatan Eropa yang menonjol di pertengahan abad ke-20 ini yang membuat saya terkagum-kagum.

Satu yang jelas adalah kebohongan luar biasa yang ditelan mentah-mentah oleh kebanyakan dari kita yang berkaitan dengan sikap rasis para Nazi. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena kita perlu ingat bahwa sejarah selalu ditulis oleh si pemenang, dan khusus dalam hal ini telah ditambahi pula oleh propaganda-propaganda tak kenal henti dari media massa dunia yang hampir sepenuhnya dikuasai oleh Yahudi. Bersyukurlah saya lahir dan dibesarkan di Indonesia, sehingga bisa bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan tentang hal yang sangat tidak adil ini. Entahlah kalau saya tinggal di Jerman atau menulisnya di media sana, bisa-bisa saya di-gap sama Satpol PB (Pamongpraja Berlin) karena dianggap nyeleneh, mbalelo, wadon bae, dan istilah-istilah lain yang khusus dialamatkan kepada orang-orang yang dianggap "subversif"!

Untuk membantah hal ini sebenarnya mudah (dan bahkan sangat mudah malah!). Saya telah menampilkan banyak foto-foto tak terbantahkan di blog ini yang memperlihatkan bahwa pasukan "Ras Arya yang perkasa" ternyata bercampur pula dengan ras-ras lainnya, semacam Mediterania, Slav, Chechen, Bosnia, dan bahkan Arab dan Korea! Yang membuat lebih kagum lagi, kebanyakan mereka bergabung dengan pasukan SS yang notabene merupakan pasukannya Himmler, si "Rasis nomor 1"! Selain itu, tidak selalu orang Jerman itu adalah orang-orang berambut pirang, bermata biru dan tinggi di atas rata-rata orang Eropa, karena banyak pula dari mereka yang berdarah campuran dan berpenampilan sama sekali "tidak ideal". Paling kentara adalah Joseph Goebbels. Saya yakin kalau anda melihatnya pertama kali dan tidak tahu bahwa dia adalah kongkow Hitler, anda pasti menyangkanya sebagai orang non-Jerman atau bahkan non-Eropa!

Saya sangat percaya bahwa bila kita ingin mendapat fakta yang jernih dari bias dan kepentingan-kepentingan sekelompok orang, maka kita harus meneliti sejarah periode tersebut dengan membawa hati yang jujur dan fair sehingga kesimpulan yang kita ambil nantinya bukanlah sesuatu yang hanya menjadi pengekor dari "trend" yang berlaku saat ini. Tidak selalu kenyataan adalah apa yang diyakini oleh orang banyak, karena seperti yang Hitler telah katakan sendiri: "Apabila suatu kebohongan dijejalkan terus-menerus, maka orang akan menganggapnya sebagai sebuah fakta."

Iya memang Jerman zaman Nazi menerapkan sistem rasialisme dalam pemerintahan mereka, tapi sistem yang seperti apa? Nah, semoga ilustrasi ini bisa membantu anda:

"Rasialisme Jerman berarti penemuan kembali nilai-nilai kreatif dari ras mereka sendiri, sekaligus penemuan kembali kebudayaan mereka. Usaha pencarian yang mereka lakukan adalah sesuatu yang mengagumkan dan terhormat. Rasialisme Nasional-Sosialisme bukanlah dibuat untuk melawan ras lain melainkan dibuat untuk kepentingan ras sendiri. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan ras yang sudah ada, dan mengharapkan ras lainnya melakukan hal yang sama."

"Hal ini dibuktikan ketika Waffen-SS memperbesar jumlah anggotanya dengan memasukkan tidak kurang dari 60.000 orang Islam ke dalam jajarannya. Waffen-SS sangat menghargai cara mereka menjalani hidup, adat kebiasaan, dan terutama keyakinan religiusnya. Setiap batalion SS Islam mempunyai imamnya masing-masing, dan setiap kompi mempunyai Mullah. Harapan kita bersama adalah semoga kualitas mereka mendapat apresiasi setinggi mungkin. Inilah rasialisme yang kita anut! Aku hadir saat setiap kamerad Islamku menerima hadiah pribadi dari Hitler selama berlangsungnya tahun baru. Tahukah anda apa hadiahnya? Sebuah liontin dengan Al-Qur'an kecil di dalamnya! Hitler telah sangat menghormati mereka dengan memberikan aspek terpenting dalam hidup dan sejarah mereka. Singkatnya, rasialisme Nasional-Sosialisme merupakan ideologi yang setia pada rasnya sendiri dan sangat menghormati ras lainnya" (Léon Degrelle, "Epic: The Story of the Waffen SS," The Journal for Historical Review, vol. 3, no. 4, halaman 441-468).

Dalam Perang Dunia II, Jerman berperang melawan negara-negara yang selama ini kita kenal sebagai negara penjajah bangsa-bangsa Muslim seperti Inggris, Prancis, Rusia dan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan jutaan orang Islam di seluruh dunia mendukung Hitler dan mendaftarkan diri sebagai sukarelawan di ketentaraannya. Sebagian terbesar dari mereka adalah orang-orang Bosnia, Albania, Chechnya, Tatar, dan bangsa-bangsa lainnya yang berada di bawah tirani komunis Soviet. Jangan lupakan pula unit-unit yang terdiri dari para anggota perlawanan Arab (Freies Arabien).

Muhammad Amin al-Husseini, Mufti Besar al-Quds (Jerusalem), memimpin perlawanan Palestina melawan Yahudi dan Inggris dari pembuangannya di Berlin, dan mantan Perdana Menteri Irak Rashid Ali al-Gailani juga memimpin perlawanan bangsanya dalam melawan imperialisme Inggris dari ibukota Jerman tersebut. Terdapat pula grup-grup pelopor dari jurnalis Arab, penulis, dan aktivis yang berjuang demi kemerdekaan negara mereka masing-masing dari pengasingan mereka di Jerman.

Dan sekarang saya ingin bertanya: Kita dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda, dan kemudian Belanda sendiri diperangi oleh Hitler, lalu mengapa sekarang kita berkaok-kaok menghujat Nazi dan segala sesuatu tentangnya dengan "berpedoman" pada propaganda karbitan yang kita telan mentah-mentah? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman pernah menjajah Indonesia? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman begitu berlumuran darah orang-orang Muslim? Jawabannya adalah: WADON BAE BLE'E-BLE'E (baca: TIDAK!)

Kembali kepada kisah tentang Al-Husseini. Banyaknya tokoh-tokoh Muslim yang bermukim di Jerman telah memberikan kesempatan yang sempurna bagi orang-orang bule tersebut untuk menjalin kontak dengan orang Islam sekaligus mempelajari ajarannya. Salah satu dari mereka adalah SS-Standartenführer Wilhelm Hintersatz (1886-1963), seorang Austria yang menjadi mualaf dan mengadopsi nama Haroun al-Rashid Bey. Dia mengepalai unit Osttürkischen Waffen-Verbände der SS yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang Uzbek dan Tatar Volga, dan telah membuktikan kemampuan mereka dalam pertempuran di front Polandia (Ataullah Bogdan Kopanski, "Muslims and the Reich," Barnes Review, September-October, 2003, halaman 30-31)

Saya ingatkan lagi tentang apa yang telah ditulis sebelumnya tentang strategi geopolitik Jerman, kebangkitan Jerman sebagai negara superpower dan pendirian divisi-divisi Islam. Semua ini telah menyediakan sebab bagi kebijakan-kebijakan Hitler yang sangat pro-Muslim. Hambatan utama terletak dari diplomat-diplomat tua yang lebih memilih kebijakan konservatif demi menenangkan kekuatan-kekuatan dunia saat itu dan tidak mengancam keseimbangan kekuatan yang ada. Tapi disana terdapat pula elemen-elemen muda dalam tubuh Kementerian Luar Negeri Jerman yang ingin mengambil keuntungan dari perjuangan anti-kolonialisme yang digalakkan negara-negara terjajah sehingga mereka mendukung adanya kebijakan pro-Arab dalam melawan Zionisme yang didukung oleh imperialis Barat. Tentu saja hal ini sangat klop dengan arah kebijakan yang diambil Hitler saat itu.

Para pendukung Arab ini di antaranya adalah Dr. Fritz Grobba, seorang veteran di Kementerian Luar Negeri dari tahun 1924 yang kemudian bertugas sebagai Duta Besar Jerman di Irak dan Arab Saudi. Dia merupakan seorang pengagum kebudayaan Islam yang dijuluki "Lawrence of Arabia-nya Jerman" dan menjadi teman dekat dari al-Husseini. Setelah Perang Dunia II usai, Grobba memeluk agama Islam dan menjadi penghubung politik antara pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser dengan pihak Jerman dan Soviet (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 383).

Tokoh lainnya adalah Werner-Otto von Hentig, teman dekat dari Grobba yang merupakan mantan kepala Divisi Arab di Kementerian Luar Negerinya Joachim von Ribbentrop. Setelah perang usai, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Timur Tengah. Pada tahun 1955 Raja Ibnu Saud menunjuknya sebagai kepala penasihat Eropa untuk Arab Saudi. Dahsyatnya lagi, dia kemudian menjabat sebagai Duta Besar Jerman untuk? Indonesia! Dalam kapasitasnya tersebut, dia menemani delegasi Saudi sebagai penasihat khusus dalam Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung bulan April tahun 1955. Hentig memberi nasihat pada orang-orang Arab untuk mengadopsi kebijakan netralisme dalam politik dunia dan mempertahankan kemerdekaan mereka dari super power dunia saat itu, Amerika dan Rusia (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 384).

Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak para petinggi Nazi dan mantan perwira SS yang pindah ke negara-negara Arab, menjadi penganut agama Islam, dan mempunyai jabatan militer atau birokratis di negara baru mereka, terutama di Mesir dan Suriah (cf., Jean and Michel Angebert, The Occult and the Third Reich, New York: Macmillan, 1974, halaman 275-276). Di bawah ini adalah daftar beberapa dari mereka, yang hampir semuanya menjadi mualaf:

- Erich Altern (Ali Bella) : Mantan komisioner seksi urusan Yahudi di Gestapo yang kemudian menetap di Mesir dan menjadi instruktur para pejuang perlawanan Fatah dalam melawan Israel.

- Hans Appler (Salah Chaffar) : Mantan anakbuah Goebbels yang kemudian bekerja di Kementerian Informasi Inggris tahun 1956 dan kemudian dilanjutkan dengan menjadi anggota Islamic Congress.

- Franz Bartel (Hussein) : Asisten kepala Gestapo di Kattowitz, dari sejak tahun 1959 dia lalu bertugas di departemen Yahudi yang menjadi bagian dari Kementerian Informasi Mesir.

- Walter Baumann (Ali Ben Khader) : SS-Sturmbannführer yang pernah bertugas di Warsawa, dia lalu bekerja di Kementerian Peperangan Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

- Fritz Bayerlein : Jenderal terkenal Perang Dunia II yang pernah bertempur bersama Erwin Rommel di Afrika Utara. Dia ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir.

- Hans Becher : Kepala seksi Yahudi Gestapo di Wina, dia kemudian menjadi instruktur kepolisian Mesir di Alexandria (Iskandariyah).

- Wilhelm Beissner : Kepala Kantor Pusat Keamanan Reich (RSHA) yang kemudian bertempat tinggal di Mesir.

- Bernhard Bender (Bashir Ben Salah) : perwira Gestapo yang pengetahuan mendalamnya akan Yiddish membuatnya mampu masuk ke dalam organisasi bawah tanah Yahudi di Warsawa. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat satuan polisi politik di Kairo dengan pangkat Letnan Kolonel.

- Werner Birgel (El-Gamin). Perwira SS dari Leipzig yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.

- Wilhelm Böckler (Abd al-Karim) : SS-Untersturmführer yang bertugas di Warsawa. Dia kemudian menjadi seorang pejabat di Kementerian Informasi Mesir bagian urusan Israel setelah kabur ke negara tersebut pada tahun 1949.

- Wilhelm Börner (Ali Ben Keshir): SS-Sturmbannführer yang kemudian bertugas di Kementerian Dalam Negeri Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

- Alois Brunner (Ali Mohammed) : Perwira SS yang memegang posisi senior di Departemen Yahudi pimpinan Adolf Eichmann. Dia kemudian menjadi penasihat pasukan khusus Mesir dan Suriah. Mossad (dinas intelijen Israel) berkali-kali mencoba membunuhnya di Damaskus, yang diberitakan sebagai tempat tinggalnya.

- Friedrich Buble (Ben Amman) : SS-Obergruppenführer bersama Gestapo yang kemudian menjadi direktur Departemen Hubungan Masyarakat Mesir tahun 1952 sekaligus sebagai penasihat pasukan polisi Kairo.

- Franz Bünsch: Anak buah Goebbels yang menjadi koresponden BND di Kairo dan membantu mengorganisasikan mata uang Riyal Arab Saudi tahun 1958.

- Erich Bunzel : SA-Obersturmführer sekaligus Major dan kolega Goebbels. Dia kemudian bertugas di departemen Israel di Kementerian Informasi Mesir.

- Joachim Däumling (Ibrahim Mustafa): Kepala Gestapo di Düsseldorf, dia kemudian menjadi penasihat sistem penjara Mesir dan anggota pelayanan operator radio di Kairo. Dia dipekerjakan untuk membantu pengembangan dinas intelijen Mesir.

- Hans Eisele : Dokter SS dengan pangkat Hauptsturmführer yang kemudian menjadi staf medis di fasilitas pesawat dan misil Mesir di Helwan sampai dengan kematiannya tahun 1965.

- Wilhelm Fahrmbacher : Generalleutnant dalam tubuh Wehrmacht yang menjadi penanggungjawab Vlassov Armee di Prancis tahun 1944. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat militer Gamal Abdel Nasser dan bergabung dengan staff perencana pusat di Kairo.

- Eugen Fichberger : SS-Sturmbannführer

- Leopold Gleim (Ali al-Nasher) : SS-Standartenführer di Warsawa dan kepala departemen Gestapo untuk urusan Yahudi di Polandia. Dia kemudian bertugas di dinas intelijen Mesir.

- Gruber (Aradji) : Teman dekat kepala Abwehr (Dinas Intelijen Wehrmacht) Admiral Wilhelm Canaris. Dia lalu melarikan diri ke Mesir dan bekerja untuk Liga Arab dari tahun 1950.

- Baron von Harder : Mantan asisten Goebbels yang kemudian tinggal di Mesir.

- Ludwig Heiden (Luis el-Hadj) : Perwira SS sekaligus jurnalis Weltdienst (agen pers Jerman) yang ditransfer ke kantor pers Mesir dalam Perang Dunia II. Setelah perang usai, dia kembali lagi ke Mesir tahun 1950 dan menulis buku-buku tentang Third Reich dalam bahasa Arab!

- Aribert Heim : SS-Hauptsturmführer yang kemudian menjadi dokter di pasukan kepolisian Mesir. Biografinya bisa dilihat DISINI.

- Franz Hithofer : Perwira Gestapo di Wina yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950.

- Ulrik Klaus (Muhammad Akbar).

- Karl Luder : Mantan kepala Hitlerjugend di Polandia yang kemudian bertugas di Kementerian Peperangan Mesir.

- Gerhard Mertins : SS-Standartenführer.

- Rudolf Mildner : SS-Standartenführer dan kepala Gestapo di Katowitz dan Polizei di Denmark. Dia bertempat tinggal di Mesir dari tahun 1963.

- Alois Moser : SS-Gruppenführer yang bertugas di Ukraina dan kemudian menjadi instruktur gerakan paramiliter BAJU HIJAU di Kairo.

- Oskar Münzel : Jenderal Wehrmacht yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950 dan kemudian mengorganisasi pasukan parasut negara tersebut.

- Gerd von Nimzek (Ben Ali) : Melarikan diri ke Mesir tahun 1950.

- Achim Dieter Pelschnik (el-Said) : Melarikan diri ke Mesir usai Perang Dunia II.

- Franz Rademacher (Thome Rossel) : Direktur seksi urusan Yahudi di Kantor Kementerian Luar Negeri Jerman dari tahun 1940 sampai dengan 1943. Dia kemudian melarikan diri ke Suriah dan bekerja sebagai jurnalis lokal.

- Hans Reichenberg : Mantan perwira SS yang tinggal di Tangier dan mendirikan perusahaan ekspor-impor Arabo-Afrika dan membantu penyelundupan senjata-senjata untuk kepentingan organisasi perjuangan anti-imperialis FLN di Aljazair.

- Schmalstich : SS-Sturmbannführer

- Seipel (Emmad Zuhair) : SS-Sturmbannführer dan perwira Gestapo di Paris yang kemudian bekerja untuk dinas keamanan di Kementerian Dalam Negeri Mesir.

- Heinrich Sellmann (Hassan Suleiman) : Kepala Gestapo di Ulm yang mengabdi di dinas keamanan Kementerian Informasi Mesir sekaligus menjadi penasihat masalah kontra-spionase.

- Ernst-Wilhelm Springer : Mantan perwira SS yang ikut membantu pembentukan Legiun Muslim SS dan kemudian mengungsi ke Mesir setelah perang. Dia lalu melanjutkan karirnya sebagai penyedia senjata untuk FLN.

- Albert Thielemann (Amman Kader) : Kepala SS di Bohemia yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.

- Erich Weinmann : SS-Standartenführer dan kepala Sicherheitsdienst (SD) di Praha. Dia lalu melarikan diri ke Mesir tahun 1949 dan menjadi penasihat dinas kepolisian Alexandria dari tahun 1950.

- Werner Wietschenke : Mantan dokter SS yang mengabdi sebagai dokter di militer Mesir.

- Heinrich Willermann (Naim Fahum) : Mantan dokter SS yang mengabdi sebagai dokter di militer Mesir.

- Ludwig Zind (Muhammad Saleh) : Aktivis anti-Yahudi terkemuka yang sempat melarikan diri ke Mesir pasca Perang Dunia II karena pandangannya yang dianggap ekstrim. Untuk biografinya bisa dibaca DISINI

********************

- Ludwig Ferdinand Clauss (1892-1974) adalah seorang antropologis Jerman dan teoris tentang masalah-masalah rasial. Pandangannya yang paling terkenal adalah tentang dominannya ras "spiritual" dibandingkan dengan ras yang mengedepankan materialisme. Clauss berkenalan dengan Islam ketika dia hidup bersama dengan suku Arab Baduy. Dia mengagumi keindahan Islam dan doktrin murninya tentang Kesatuan Absolut (Tauhid). Dari sinilah dia lalu memutuskan untuk menganut agama ini dan kemudian menjadi penulis tentang kebudayaan Arab. (Robert Steuckers, "Introducciòn a la obra de Ludwig Ferdinand Clauss,")

- Johannes von Leers (1902-1965) adalah teman dekat Menteri Propaganda Joseph Goebbels dan merupakan seorang penulis yang diakui selama masa Third Reich. Dia juga merupakan sahabat dari Mohammad Amin al-Husseini, dan kemudian melarikan diri ke Mesir tahun 1955. Tak lama, dia sudah menganut agama Islam dan mempunyai nama baru Omar Amin von Leers. Meskipun dia menjadi anggota dari Kementerian Informasi-nya Gamal Abdel Nasser, tapi dia kemudian tercatat sebagai simpatisan gerakan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim) bentukan Hasan al-Banna. Leers melanjutkan perjuangannya melawan Zionisme dari negara barunya. Di bawah akan saya sertakan beberapa ucapan dia yang terkenal tentang Islam, karena mereka mewakili perasaan orang-orang lain sepertinya:

Dalam "Der Kardinal und die Germanen", Leers secara terang-terangan mengkritik tindakan kejam pasukan Eropa dalam Perang Salib dan membandingkan toleransi Islam terhadap agama lainnya dengan penaklukan berdarah-darah bangsa Kristen atas orang-orang Barbar Jerman (halaman 23, 48, 52, 68). Dalam "Blut und Rasse in der Gesetzgebung", Leers mencatat persamaan paralel antara Islam dengan tradisi kuno Jerman, seakan-akan "hukum Tuhan dan hukum manusia bersatu" dan hak manusia adalah "fragmen dari keteraturan semesta yang berasal dari Tuhan" (halaman 6).

Pertengahan Desember 1942, penerbitan Die Judenfrange mengandung sebuah artikel tentang "program pasca-perang Zionisme" yang mendemonstrasikan bagaimana Zionisme bermaksud untuk "menguasai Palestina untuk dirinya sendiri, dan dengannya menyiapkan posisi sebagai penguasa dunia di masa mendatang". Leers juga menyumbangkan artikel hasil karyanya yang berjudul "Yudaisme dan Islam sebagai kebalikannya".

Selain mendiskusikan masalah-masalah strategis dalam kampanye Jerman di Afrika Utara, Leers juga merancang fondasi moral dan intelektual untuk persekutuan antara Third Reich dengan orang-orang Arab dan Muslim. Dia memuji sikap anti-Zionis Arab yang kental: "Bila seluruh dunia kompak mengusung kebijakan yang sama, maka kita tidak akan lagi dipusingkan oleh masalah Yahudi seperti yang kita alami saat ini." (Jeffrey Herf, The Jewish Enemy: Nazi Propaganda During World War II and the Holocaust, Boston: The Belknap Press, halaman 178-182).

Leers juga tercatat merupakan pengagum kebudayaan Arab dan mempunyai pemahaman mendalam akan bahasanya. Selama masa tinggalnya di Kairo dia telah membantu penterjemahan teks-teks dan peraturan Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir ke dalam bahasa Jerman. Di antara teks-teks yang dia terjemahkan, di antaranya berasal dari Syaikh Muhammad Abu Zahra tentang konsep Islam mengenai perang dan peraturan berjihad (Begriff des Krieges in Islam) dan teks dari Ibrahim Muhammad Ismail tentang doktrin ekonomi Islam (Der Islam und die heutigen Wirtschaftstheorien).

Dalam sebuah surat kepada H. Keith Thompson, seorang pebisnis asal New York yang terkenal akan sikap anti-Zionisme dan pernah bertugas sebagai sekretaris al-Husseini di Beirut, Leers menulis sebagai berikut (suratnya ditulis dalam bahasa Inggris, dan Leers sendiri terkenal menguasai banyak bahasa) :

"Islam saat ini menjadi satu-satunya kekuatan spiritual di dunia yang berjuang untuk agama yang sebenarnya dan nilai-nilai manusia serta kemerdekaannya. Satu hal yang pasti - lebih banyak lagi para patriot Jerman yang bergabung dalam gerakan revolusi Arab melawan imperialisme. Di Aljazair beberapa prajurit Jerman menyeret dua orang perwira Prancis beserta perwira rendahannya. Mereka lalu memotong leher tawanan mereka dengan disaksikan oleh para revolusioner Aljazair, bergabung dengan milisi lokal dan memeluk Islam. Hal itu bagus sekali!

"Tempat kita sebagai bangsa yang ditekan kekuatan luar seharusnya tidak di sisi pemerintahan Bonn bentukan kolonialis Barat, melainkan beserta para nasionalis Arab yang berjuang memerdekakan dirinya dari kungkungan Imperialisme. Biarlah (Konrad) Adenauer murka ketika mengetahui bahwa para patriot Jerman yang jujur tidak diekstradisi oleh negara-negara Arab pencinta kemerdekaan kepada dirinya atau kepada bos-bos Amerika/Inggrisnya. Biarlah para babi Inggris itu menjuluki kita sebagai "Pengusik/Orang-orang yang usil", karena tak lama lagi mereka pun akan terusir dari Timur Tengah, seperti halnya yang telah terjadi di Irak dimana para pelayan Imperialisme Inggris telah terbantai oleh para pejuang Arab"

"Alhamdulillah! Dukungan yang diberikan oleh Amerika dan antek-anteknya kepada tirani Yahudi di Jerman akan membuat bangsa Jerman bangkit berjuang. Sebenarnyalah, untuk bangsa kita hanya ada satu harapan - untuk menyingkirkan imperialisme Barat dengan bergabung bersama grup anti-imperialis yang digalang oleh negara-negara Arab dan Muslim." (Coogan, op. cit., halaman 382-383)



Sumber :
www.badische-zeitung.de
www.bosnacenter.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.forums.islamicawakening.com
 
http://alifrafikkhan.blogspot.com/search/label/Nazi%20Dan%20Islam

"Dolf si Familiar."