GARU DAPA CASILAS
SILAHKAN BELAJAR SEJARAH!!
Kamis, 09 Juni 2011
Drama Perampokan di Medan
Sebanyak 12 pria merampok Bank CIMB Niaga Jl Aksara, Kec Medan Tembung, Rabu (19/8) sekira pukul 11.30. Seorang polisi langsung diberondong peluru dan tewas seketika. Seorang satpam juga ditembak. Setelah menggondol Rp400 juta dari brankas, kawanan perampok itu kabur naik sepedamotor.
Ke dua belas perampok itu memakai jaket hitam, beraksi mengendarai enam sepedamotor matik Yamaha Mio, Yamaha Vega, dan Yamaha Zupiter. Semuanya dilengkapi senjata laras panjang dan pendek. Perampokan itu juga sudah direncanakan karena terjadi saat suasana jalanan sedang sepi.
Awal perampokan dimulai dari iring-iringan sepedamotor yang berhenti di depan Bank CIMB Niaga. Sebanyak 5 pria, pakai helm dan masker turun dari sepedamotor, dan langsung masuk ke bank, dengan tangan menggenggam senjata laras pendek jenis FN yang disembunyikan di balik jaket. Sementara perampok lain, berjumlah 7 orang, berada di atas sepedamotor mengambil jalan putaran dan menunggu di samping bank.
Begitu lima perampok masuk ke bank, seorang Brimob, Briptu Manuel, yang bertugas menjaga bank, dan sedang berada di samping ATM, langsung ditembak di bagian dada sebelum sempat membuka kunci senjata laras panjangnya. Begitupun, walau sudah tertembak, Briptu Manuel tak menyerah, coba dikokangnya senjata. Ketika itulah perampok meletuskan tembakan kedua tepat di perut sebelah kanan korban. Korban pun tewas bersimbah darah.
Sejurus setelah itu, tujuh perampok yang berada di samping bank merangsek ke halaman bank, mengamankan situasi di luar sambil menenteng 3 senjata laras panjang. Seorang satpam bernama Muhdiantoro yang berada di samping bank sempat melihat para perampok itu. Tapi Muhdiantoro keburu ditembak di bagian perut.
Setelah situasi di luar diamankan, dua pelaku masuk ke dalam. Nah, saat perampok masuk, seorang satpam lagi bernama M Fadli yang sebelumnya berada di lantai tiga turun melihat situasi. Begitu turun, M Fadli langsung ditembak di bagian lengan.
Tak mau buang waktu, pelaku menuju brankas yang berada di belakang kasir. Namun pelaku tak dapat membuka lemari besi itu, lalu mencari pemegang kunci yang berada di Lantai tiga.
Semua karyawan Bank CIMB Niaga dari lantai dua dan tiga dikumpulkan di lantai satu. Lalu seorang karyawan yang memegang kunci membuka brankas dengan kepala ditodong pistol. Dan dengan mudahnya pelaku membawa kabur uang senilai Rp400 juta yang dimasukkan ke dalam tas badminton, lalu kabur bergantian menuju arah Sukaramai naik sepedamotor.
Perampok itu meninggalkan tiga korban yang terkena tembakan. Seorang Brimob, Briptu Manuel Simanjuntak dari Kompi I, tewas dan dua satpam sekarat. Tak lama setelah kejadian itu, ribuan warga memadati lokasi perampokan.
Jalan Distop
Perampok yang menenteng tas badminton berisi uang itu mengendarai sepedamotor Yamaha Mio tanpa plat. Untuk memuluskan pelariannya, rekannya menghadang jalan sambil menenteng senjata api menuju Sukaramai. Tak seorang pengguna jalan berani mendekat. Dan sebelum hilang di tengah keramaian, perampok meletuskan tiga kali tembakan ke udara.
“Saya sempat lihat komplotan perampok itu berjalan-jalan di halaman bank dengan menenteng senjata laras panjang. Tak seorang pun yang berani mendekat apalagi melawan. Mereka pake helm, masker, serta jaket hitam. Sekitar 3 menitlah perampok itu berdiri di depan bank,” kata Situmorang, seorang saksi mata.
“Tiga kali ditembakkannya ke atas, makin takutlah semua. Kalau ada yang lihat perampok itu, langsung diarahkan senjata sama dia,” sambungnya.
Kerugian 400 Juta
Dedi, staf kolektor Bank CIMB Niaga kepada reporter koran ini mengatakan, saat dia berada di lantai tiga, dia sudah mendengar suara tembakan.
“Tahunya begitu ada suara tembakan dua kali dari dalam, tiba-tiba pelaku naik dan langsung membawa kami turun ke lantai satu,” katanya. “Naik perampok itu ke lantai tiga, lalu kami semua disuruh turun dan membuka brankasnya. Di dalam brankas itu ada Rp400 juta,” sambung pria yang memakai kemeja coklat ini lagi.
Dedi juga menjelaskan, ada sekitar 20 karyawan Bank Niaga saat terjadi perampokan. Enam di lantai satu, dan selebihnya berada di lantai tiga. Sedangkan lantai dua hanyalah gudang.
Dua Jam Jalan Tak Difungsikan
Akibat aksi perampokan itu, Jalan Aksara macet total sekitar dua jam.
Selang satu jam setelah kejadian, Kapoldasu Irjen Oegroseno pun tiba di lokasi. Sehingga jalan yang seharusnya satu arah dibuat menjadi dua arah. Kemacetan pun tak terhindarkan selama lebih kurang dua jam. Jenazah Briptu Manuel sendiri dibawa mobil ambulance. Polisi pun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dan hingga sore hari, tak henti-hentinya para pengguna jalan singgah melihat ceceran darah korban di jalan maupun dalam bank CIMB Niaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar