Selasa, 17 Juli 2012

Brigade Handjar – Islamic SS Waffen Units


Eramuslim.com – Dalam mencermati perjalanan sejarah, kita harus menilainya dengan keadaan di masa itu sendiri. Dalam Perang Dunia II, Mufti Palestina AlHusayni bersekutu dengan Nazi, dan kawan baik Adolf Hitler. Mereka saling memanfaatkan. (Sejarah sekarang, dengan berbagai dokumen yang telah dideclassified-kan, telah membongkar fakta jika segala kebuasan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II ternyata didukung penuh dengan dana amat besar dari Rockefeller dan kakek George Walker Bush, dua keluarga berpengaruh Yahudi Dunia. – Ini sih, kayak Yahudi memperalat Hitler untuk membunuh Yahudi juga. Kalo selain faktor ekonomi, khan perang gitu tetep aja ada pabrik2 senjata yang diuntungkan! Emang perang kemerdekaan RI? Itu aja gak gratisan kalee! Dan masalahnya ini Yahudi, orangnya ajaib! Kalo bukan Yahudi… maka hal ini susah dipercaya. )
Di masa Perang Dunia II banyak orang muslim bersekutu dengan Nazi, Jerman, sekitar 5.000 orang Arab, 2.000 Muslim India, 40.000 Muslim Bosnia dan Sandzak, 30.000 Muslim Albania, 75.000 Muslim Kaukasus Utara, 40.000 Muslim Tartar Volga, 180.000 Muslim Turki, 20.000 Muslim Tatar Krim, dan juga 200.000 Muslim Soviet yang bertugas sebagai tenaga pembantu dalam berbagai pekerjaan kasar dalam Wermacht atau angkatan perang Nazi Jerman (baca: Legiun Muslim Hitler; N. Hidayat; Nilia Pustaka, 2007)
Bahkan ada pula orang Indonesia yang menjadi bagian dari tentara Nazi Jerman. Walau sejarah Indonesia tidak banyak membuka diri terhadap jasa Nazi Jerman atas perang kemerdekaan Indonesia, namun jasa pasukannya Adolf Hitler ini bagaimana pun ada. Faktanya, salah satu instruktur pertama badan intelijen resmi Indonesia adalah seorang perwira U-Boat Nazi Jerman yang mendarat di Jawa. Kolonel Zulkifli Lubis, bapak intelijen Indonesia, dilatih olehnya.
Bukan itu saja, di Indonesia pun pernah berdiri Partai Nazi, walau tidak mendapat sambutan meriah kala itu (baca: Orang Nazi dan Partai Nazi di Indonesia: Kaum Pergerakan Menyambut Fasisme; Wilson; Komunitas Bambu, 2008)
Terus kenapa bisa orang Islam bersekutu dengan nazi?
Gini logikanya, dalam Jihad Afghan, para Mujahidin pun juga bersekutu dengan CIA. Bahkan Jamaludin al-Afghani pun ternyata pernah menjadi kaki-tangan dari CIA, seperti halnya Gulbuddin Hekmatyar, Rassul Sayyaf, dan lainnya. Dan seorang Usamah bin Laden pun pernah dipelihara CIA. Ada catatan bahwa eberapa bulan sebelum kejadian 9/11, Usamah sakit dan dirawat di Pakistan. Kepala CIA Timur Jauh dan Kepala Intelijen Pakistan menjenguknya. Ini merupakan salah satu fakta jika peristiwa 9/11-WTC merupakan insider job.
Dan tentang permusuhan Yahudi terhadap umat Islam, itu bersifat abadi hingga akhir zaman. Jadi, bukan karena Muslim Bosnia sekutu Nazi Jerman yang menyebabkan itu, tapi karena Yahudi adalah tentaranya Dajjal dan Muslim adalah tentaranya Muhammad SAW. (Eh, ini beneran dari www.eramuslim.com, lho)
Dalam hubungannya dengan Nazi, puluhan ribu Muslim Bosnia direkrut Hitler dan dikelompokkan ke dalam Brigade Handjar atau yang resminya bernama 13. Waffen Gebirgs Division de SS ‘Handschar’ . Ini legiun Muslim Bosnia pertama yang direkrut akhir 1943.
Pada Juli 1944, dibentuk Legiun Muslim Bosnia kedua bernama 23. Waffen Gebirgs Division der SS ‘Kama’ atau Brigade Kama. Kedua legiun atau brigade ini akhirnya digabungkan Himmler menjadi satu kesatuan yakni IX. Waffen-Gebirgs Korps der SS (kroatisches).
Pasukan ini menderita kekalahan mengikuti kekalahan pasukan induknya, Nazi-Jerman, dan menyerah kepada pasukan Inggris di Saint Veit de Glan di Austria, 12 Mei 1945.
Siapakah Imam Al-Husayni? Dia adalah seorang Mufti Besar Palestina sejak 1921 hingga 1948. Keturunan Klan Husayni ini sangat keras menentang rencana perpindahan kaum Yahudi yang terserak di seluruh dunia ke Palestina, sebagaimana mandat dari Kongres Zionis Internasional I di Basel, Swiss, tahun 1897. Sebab itu, Inggris yang mendukung penuh rencana Zionis Yahudi itu memburunya. Pada tahun 1941 Husayni bertemu empat mata dengan Adolf Hitler. Hitler terkagum-kagum padanya.
Seperti yang sudah disinggung banyak literatur. Adolf Hitler dengan keyakinan rasialnya meyakini jika bangsa Aryan merupakan jenis manusia unggul yang berasal dari ras Romawi kuno yang perkasa, tinggi besar, berkulit putih, rambut jagung, dan mata yang biru bersinar. Melihat sosok Husayni yang tinggi besar, berkulit putih, berambut jagung, dengan mata yang biru bercahaya, Hitler terpesona dan menduga kuat jika Husayni masih satu keturunan dengan bangsa Romawi, nenek moyang ras Aryan.
Sebab itu Adolf Hitler sangat menghormati Husayni. Apalagi kepentingan politik keduanya dalam hal permasalahan Yahudi dunia sama. Husayni memusuhi Yahudi karena ingin mempertahankan tanah suci Palestina, sedangkan Hitler memusuhi Yahudi karena dendam sejarah dan juga pandangan politik rasialnya. Maka keduanya pun bersekutu.
Hhhmmm… Ini mungkin jadi salah satu alasan, kenapa terjadi pembunuhan massal etnik, genocide, waktu perang Serbia/Kroasia terhadap orang-orang Bosnia, dan setelah habis2an, baru NATO turun tangan. Dendam, ya?
Lambang Korps, Nazi tidak memperbolehkan memakai lambang kebesaran mereka, Swastika, maka th 1943 lamnbang tangan memegang pedang menjadi lambang korps.
Photo, hak milik The Ruptured Duck
Soldiers of the Handschar division wearing the special collar tab and fez

(Courtesy of Bundesarchiv/Wikimedia, licensed under Creative Commons Attribution ShareAlike 3.0 Germany)
A felt fez was used instead of the regular visored caps, a field-grey fez was used with the battle dress and a maroon fez with the dress uniform.
Recruitment Poster
(Courtesy of Daniel)
Soldiers of the Handschar division

(Courtesy of Thomas S)
Soldiers from the Handschar Division on parade
(Courtesy of Die Deutsche Wochenschau/Ivan)
Soldiers of the Handschar division reading antisemitic propaganda

(Courtesy of Bundesarchiv/Wikimedia, licensed under Creative Commons Attribution ShareAlike 3.0 Germany)
The Grand Mufti of Jerusalem Amin al Husseini visiting the division 1943
(Courtesy of Bundesarchiv/Wikimedia, licensed under Creative Commons Attribution ShareAlike 3.0 Germany)
The Grand Mufti of Jerusalem Amin al Husseini visiting the division 1943
(Courtesy of Bundesarchiv/Wikimedia, licensed under Creative Commons Attribution ShareAlike 3.0 Germany)
Sumber:
Published sources used
John R. Angolia – Cloth insignia of the SS
Roger James Bender & Hugh Page Taylor – Uniforms, Organization and History of the Waffen-SS, vol 3
Georges M. Croisier – Waffen-SS (PDF)
Terry Goldsworthy – Valhalla’s Warriors: A history of the Waffen-SS on the Eastern Front 1941-1945
Jill Halcomb & Wilhelm P. B. R. Saris – Headgear of Hitler’s Germany, Vol 2
Dr. K-G Klietmann – Die Waffen-SS: eine Dokumentation
David Littlejohn – Foreign Legions of the Third Reich, vol 3
James Lucas – Hitler’s Mountain Troops: Fighting at the extremes
Antonio J. Munoz – The East came West: Muslim, Hindu and Buddhist Volunteers in the German Armed Forces 1941-1945
Marc J. Rikmenspoel – Waffen-SS Encyclopedia
George H. Stein – The Waffen-SS: Hitler’s Elite Guard at War 1939-1945
Frank Thayer – SS Foreign volunteer collar insignia and their reporductions (in The Military Advisor, Vol 4 No 2)
Gordon Williamson – German Security and Police Soldier 1939-45
Gordon Williamson – The Waffen-SS: 11. to 23. Divisions
Mark C. Yerger – Waffen-SS Commanders: The Army, corps and divisional leaders of a legend (2 vol)
Reference material on this unit
Mirko D. Grmek & Louise L. Lambrichs – Revoltes de villefranche: Mutinerie d’un Bataillon de Waffen-SS Septembre 1943
George Lepre – Himmler’s Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division 1943-1945
Antonio J. Munoz – The East came West: Muslim, Hindu and Buddhist volunteers in the German Armed Forces
Amandine Rochas – La Handschar: Histoire d’une division de Waffen-SS bosniaque

Tidak ada komentar:

Posting Komentar