Kamis, 09 Juni 2011

Situasi pertentangan dalam hubungan PR dan Jurnalis

Seorang PR membutuhkan media massa untuk menjalin hubungan baik dalam mencapai pengertian serta dukungan dalam bentuk publikasi organisasi yang maksimal.Untuk itu seorang PR harus mengetahui prinsip – prinsip hubungan pers antara lain Memahami dan melayani media,Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya, Menyediakan salinan yang baik (reproduksi foto, dll),Bekerjasama dalam penyediaan materi,Menyediakan fasilitas verifikasi,Membangun hubungan personal yang kokoh.Namun hubungan PR dengan media massa tidak selalu baik karena adanya perbedaan tanggung jawab dan loyalitas. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya pertentangan antara PR dan Jurnalis atau Adversarial Situation.Itulah mengapa jurnalis tidak selamanya menjadi sekutu atau teman yang menyenangkan bagi PR.Untuk menciptakan hubungan pers yang baik ada beberapa hal yang harus di perhatikan. Praktisi PR perlu memahami bagaimana surat kabar dan majalah itu diterbitkan, serta bagaimana cara memproduksi program siaran radio dan TV. Di dalamnya juga dijelaskan kapan deadline bagi media (batas akhir pengumpukan naskah). Jika praktisi PR tidak mengetahui tenggat atau batas akhir penyerahan naskah, maka suatu saat ia mungkin akan membuat kesalahan besar dengan menyodorkan naskah ke redaksi setelah majalah atau surat kabarnya dicetak.pandangan dasar dari suatu media yang dengan sendirinya akan melandasi pemilihan subjek-subjek yang akan di cetak atau yang akan diterbitkannya.setiap terbitan memiliki waktu yang berbeda dalam frekuensi penerbitannya, bias harian, dua minggu sekali, mingguan, dua mingguan, bulanan atau bahkan tahunan.kapan tanggal terbit dan saat terakhir sebuah naskah harus diserahkan ke redaksi untuk penerbitan yang akan dating, ditentukan oleh frekuensi dan proses percetakannya.media dicetak secara biasa (letterpress), dengan teknik-teknik fotogravur, litografi, atau fleksografi. Dewasa ini, teknik percetakan yang popular di seluruh dunia adalah teknik offset – litho.praktisi PR di tuntut untuk mengetahui kelompok, usia, jenis kelamin, pekerjaanm status sosialm minat khusus, kebangsaan, etnikm agama, hingga ke orientasi politik dari khalayak pembaca.perlu mengetahui metode distribusi dari suatu media, apakah melalui took buku atau langung pintu ke pintu.jangkauan sirkulasi dari suatu media itu berskala local, khusus di daerah pedesaan, perkotaan, nasional atau internasional.Perlu menciptakan hubungan yang baik dengan pers karena jika mampu menjalin kerja sama dengan pihak media, maka akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.harus senantiasa siap menyediakan materi yang akurat di mana saja dan kapan saja. Cara inilah yang akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis.Misalnya menyediakan reproduksi foto yang baik, menarik dan jelas.perlu memberi kesempatan kepada rekan jurnalis untuk dapat melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima.PR dan jurnalis perlu bekerjasaa dalam mempersiapkan acara wawancara dengan tokoh tertentu.maka akan tercipta hubungan yg dilandasi dengan keterbukaan, kejujuran, dan sikap menghormati profesi masing-masing.namun yg terjadi Praktisi PR dan jurnalis seringkali punya tujuan dan loyalitas yang berlainan, bahkan saling bertentangan.Kadang Tanggung jawab utama dari seorang praktisi PR tertuju kepada perusahaan induk atau perusahaan kliennya.Tugas pokok seorang praktisi PR adalah menjalankan program PR yang telah direncanakan dan disetujui sebelumnya.namun untuk seorang jurnalis Tanggug jawab utama para jurnalis terarah kepada pihak perusahaan penerbit yang segala kebijakannya harus ditaati berdasarkan pengarahan dari sang editor atau pimpinan perusahaan.Jurnalis akan memuat hal yang akan menarik minat pembaca atau pendengar, bukannya apa yang diinginkan oleh praktisi PR. Para praktis PR harus menyadari bahwa para jurnalis tidak selamanya akan menjadi sekutu atau sahabat yang menyenangkan, hal ini yang dikenal dengan situasi pertentangan ( adversarial situation) yang alamiah.jika semua cukup mampu di pahami masing-masing pihak,maka saya rasa semua akan berjalan sesuai prosedur walau selalu ada hal yg bersebrangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar