Rabu, 28 Juli 2010

"KOMUNISME INTERNASIONAL DAN UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI KOMUNISME DI INDONESIA "(bagian.1)

GAMBARAN PALSU KOMUNIS


Hedrick Smith, Koresponden The NEW YORK TIMES (dulu) Uni Soviet, dalam buku
THE RUSSIANS mengatakan, antara lain, "Barangkali Marx akan menggeliat di kuburnya
kalau menyaksikan Marxisme dalam praktek."

Betapa tidak, kaum Leninis yang menumbangkan rejim feodal-hedonis Tsar pada 1917,
ternyata tidak memenuhi "janji-janji sorgawi" masyarakat tanpa kelas yang dikecapkannya.

Mayoritas rakyat Russia hidup sengsara lahir-batin. Yang dikota-kota besar, seperti Moskow, hidupnya serba kekurangan pula.

Untuk membeli sepotong roti, odol, sabun, apalagi daging, mereka terpaksa antrean panjang di tengah
dinginnya salju Moskow. Sementara itu kalangan elit Politbiro Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) hidup serba cukup, punya akses pada valas untuk belanja di Duty Free.

Shop di Moskow. Bersama para perwira tinggi dinas rahasia militer GRU dan, KGB selama weekend
mereka berhura-hura; pesta minum alkohol dan "main perempuan" di Dacha (villa elit Politbiro Partai KGB - GRU) di luar Moskow.

Sementara itu puluhan juta wong cilik yang dikecapkan kaum Stalinis sebagai kaum proletar yang dimerdekakan dari ketertindasan rezim Tsar tetap keleleran kekurangan bahan pangan.

Itulah gambaran nyata tentang kepalsuan, kesia-siaan dan kemunafikan sistem
Sosialis komunis.

Masyarakat tanpa kelas sama rasa sama rata tidak pernah terwujud. Sebab memang utopi, menyalahi sunnatullah. Yang ada adalah negara diktator baru sipil-militer Komunis (1917 - 1989).

Kebebasan berserikat, berfikir dan bertindak ? sama sekali tidak ada !. Warga negara sipil bahkan diharamkan memiliki dan mempergunakan mesin ketik !.

Industri dan pertanian diatur ketat Pemerintahan Komunis. Siapapun mencoba mengkritisi Pusat bakal di-Siberia-kan atau yang lebih berat langsung dieksekusi mati dengan berbagai macam dalih dan alasan.

Lenin "juru selamat" kaum proletar di Russia, tidak diketahui pemujanya di luar Russia; ternyata orang yang sama bengisnya dengan Pol Pot. Adalah Lenin yang pada th 1930-an mengotaki pembantaian
sekitar enam juta kaum Kozak di Russia.

Kaum petani dan buruh yang mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, merupakan penghalang bagi masyarakat "sama rasa dan sama rata" di dalam sisten Komunis.

Kelas masayarakat yang mandiri seperti itu tidak bakal dapat dikuasai dan diperbudak oleh para elit Komunis. Maka, seluruh peralatan dan sarana pertanian dan industri skala kecil kaum Kozak disita.

Mereka (kaum Kozak) dibiarkan mati kelaparan !. Dan Jerman yang kemudian dikambing-hitamkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar