Rabu, 28 Juli 2010

"KOMUNISME INTERNASIONAL DAN UPAYA MEMBANGKITKAN KEMBALI KOMUNISME DI INDONESIA "(Bagian.2)

PENIPUAN BUSUK KAUM KOMUNIS


Dalam upaya menguasai bangsa Afganistan yang muslim, para pentolan militer Uni Soviet telah melakukan penipuan busuk. Moskow kirim ribuan tentara dari wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Russia.

Pasukan muslim itu diyakinkan bahwa mereka akan menghadapi pasukan Amerika Serikat di Afganistan. Di Afganistan mereka sadar telah ditipu para petinggi militer di Moskow. Yang mereka hadapi ternyata Mujahiddin sesama muslim, maka sebagian besar tentara Soviet dari kawasan muslim itu kemudian
melakukan disersi, alias membelot.

Penguasa Komunis di Republik Rakyat Cina sama saja dalam tipu menipu. Pada awal dekade 1990-an kalangan Kongres Amerika Serikat menengarai, dalam rangka menekan biaya produksi komoditas ekspornya (antara lain sepatu), Pemerintah Republik Rakyat Cina memanfaatkan tenaga kerja "gratisan", yaitu para narapidana di penjara Republik Rakyat Cina. Begitu pula terhadap pekerja di dunia pertekstilan.

Gaji mereka amat sangat rendah, sama dengan sikap Amerika Serikat terhadap penggunaan tenaga kerja anak, Undang-Undang Perdagangan AS "Super 301" mengkategorikannya sebagai "unfair trade practice" yang layak digugat.

Namun upaya Konggres AS mencabut status Most Favored Nation Republk Rakyat Cina, selalu berhasil
dipatahkan oleh lobi kuat asosiasi pebisnis (importir/agen produk RRC) di California.

Sementara itu di awal 2000 LSM, pecinta binatang di Barat memprotes keras pembantaian massal atas kucing dan anjing di Republik Rakyat Cina. Pemerintah Republik Rakyat Cina memanfaatkan bulu binatang piaraan itu untuk bahan mainan boneka ekspor.

Selama Revolusi Kebudayaan, warga muslim Cina sekarang 200 juta orang terus ditindas. Kini jumlah jemaah haji Cina oleh Pemerintah Cina Komunis dibatasi tidak lebih dari 300 orang pertahun.

Sejarah hitam komunis di negeri ini (1927, 1948, 1965) sarat dengan kekejaman dan sikap permusuhan komunis terhadap muslim, terutama di era Demokrasi Terpimpin.

Pada akhir dekade 1950-an pemimpin revolusi Kuba Fiel Castro memimpin perlawanan terhadap diktator Batista. Sama seperti para pentolan Stalinis Bolshevic, Fidel Castro juga menebar janji-janji sorgawi pembebasan rakyat Kuba dari penindasan rejim Batista. Tetapi setelah Batista didepak, Castro dan pengikutnya melucuti rakyatKuba. Sistem poleksosbudkam Sosialis Komunis diterapkan. Rejim militer Komunis menjadi penindas rakyat Kuba!

Lain lagi Korea Utara. Seorang pembelot Korea Utara mengungkapkan, di bukunya NORTH KOREA AS I SEE IT (1970an), bahwa seluruh anak kelas Nol Korea Utara telah dicuci otak. Yaitu bahwa ayah mereka adalah Pemimpin Besar Kim Il-sung Presiden pertama Korea Utara.

KOMUNIS MENGHALALKAN SEGALA CARA, TERMASUK ADU DOMBA

Menghalalkan segala cara, termasuk adu domba antar kelompok non-Komunis, telah dan tetap dilakukan kaum Komunis di dunia. Di Tanah Air, kini dilakukan oleh mantan pentolan PKI dan sebagian keturunan dan simpatisan mereka termasuk "Communist Survivors" yang berhasil menyusup ke orsospol dan kelompok agama tertentu.

Fakta menunjukkan bahwa orang orang binaan PKI telah disusupkan di berbagai orsospol di Tanah Air.
TNI pun telah diinfiltrasi.Paman penulis (alm.) Pamen TNI-AD dalam inspeksi ke Daerah th. 1970-an
menemukan, antara lain, salah satu pelatih lempar granat di diklat militer ternyata binaan PKI.

Pada dekade 1980-an seorang Pamen TNI-AD di kota besar di Jawa Barat terbuka kedoknya sebagai binaan PKI. Departemen penting non-milier juga disusupi agent-in-place PKI. Ketika pada awal dekade 80an Mayor Jenderal Sarwo Edhy Wibowo menjabat Inspektur Jenderal DEPLU, mantan Komandan
RPKAD itu (ditulis di salah satu koran terkenal di DKI) berhasil membongkar jaringan eks PKI di DEPLU dan di Perwakilan RI di Luar Negeri.
Balasan ex-PKI "kategori B" dilengser. Tetapi satu dua orang lolos mencapai karir puncak Kepala Perwakilan RI.

Sebuah dokumen rahasia dari kalangan intelijens (1994) menyebutkan, pejabat senior di departemen penting adalah binaan Komunis negara sosial komunis ketika ybs belajar dan bekerja di Eropa Timur. Salah satu bawahannya, PNS eselon IV, bertanggung-jawab atas lalu-lintas telexs rahasia, disebutkan berayah mantan PKI kategori B.
Selama pejabat senior di unit "basah" itu jadi "Pimpro" bernilai Rp. 40-an milyar, ditenggarai sekitar Rp 3 M (1992) telah menguap. Ketegangan hubungan juga terjadi antara dua unit operasional khas, akibat favoritisme dan kroni-isme (sentimen angkatan dan unit khas) yang dikembangkan pejabat eselon dua itu.

Sementara itu pada th 1990-an, aparat Kantor Atase Pertahanan RI di AS sempat disibukkan "geriyla politik" (gerpol) seorang kandidat S-3 di kalangan PERMIAS (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat). Yang bersangkutan menebarkan benih perpecahan di kalangan PERMIAS.
Insinyur jebolan perguruan tinggi teknik kondang itu -- kini PNS senior Departemen penting adalah putera mantan tokoh LEKRA (Lembaga KebudayaanRakyat/PKI) yang dimakamkan di negeri Sosial komunis. Sekjen Departemen itu (1980-an), Pati dari BAKIN, dinilai telah "kecolongan". Jangan lupa, yang bersangkutan pernah jadi agitator di kalangan PERMIAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar